Jajaran Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul ulama (PWNU) Provinsi Lampung melakukan kunjungan kerja ke 15 Kabupaten/Kota di provinsi berjuluk Sang Bumi Ruwai Jurai ini. Kunjungan turun ke bawah (Turba) ini dilaksanakan untuk menyosialisasikan program kerja syuriyah masa khidmah 2018-2023 sekaligus langkah nyata memperkuat paham Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) An-Nahdliyah di kalangan pengurus dan warga NU.
“Kegiatan ini dilaksanakan dengan terstruktur dan sistematis selama lebih kurang 8 hari. Kita awali kunjungan di Kabupaten Pesawaran, Tanggamus dan Pringsewu. Selanjutnya akan menyusul untuk kabupaten lain sesuai dengan jadwal yang sudah dibuat,” kata Katib Syuriyah PWNU Lampung KH Basyaruddin Maisir saat mengunjungi Kabupaten Pringsewu, Sabtu (12/1) malam di aula gedung PCNU setempat.
Kiai Maisir menambahkan syuriyah merupakan pemegang kendali tertinggi sebagaimana diamanatkan dalam Anggaran Rumah Tangga Nahdlatul Ulama. Syuriyah harus berperan dalam menentukan arah kebijakan tanfidziyyah khususnya terkait dengan masalah diniyyah (keagamaan). Sehingga langkah Turba ini menjadi hal yang penting untuk memastikan paham Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah terus dipegang teguh oleh seluruh warga NU.
Hal senada juga diungkapkan Wakil Rais Syuriyah PWNU Lampung KH Khairuddin Tahmid yang juga hadir pada Turba di Kabupaten Pringsewu tersebut. Langkah Turba jajaran syuriyah ini menurutnya sangat strategis dalam upaya memperkuat dan membentengi Jama’ah serta Jam’iyyah Nahdlatul Ulama saat ini di tengah gempuran paham-paham radikal.
“NU memiliki tiga tanggung jawab yang harus terus dilakukan yakni Mas’uliyah Diniyah (Permasalahan Keagamaan), Mas’uliyah Ummatiyah (Permasalahan Keumatan), dan Mas’uliyah Wathaniyah (Permasalahan Kebangsaan). Ketiga hal ini tidak bisa dipisahkan karena menyangkut eksistensi jama’ah dan jam’iyyah Nahdlatul Ulama,” jelasnya.
Apalagi di era saat ini, peran syuriyah semakin penting untuk menjadi solusi di tengah permasalahan agama yang oleh sebagian kelompok dijadikan komoditas politik yang mengancam sisi keumatan dan kebangsaan. Jika permasalahan keagamaan terus dipolitisir dan ditunggangi kepentingan lain maka lambat laun akan merusak sistem keumatan dan kebangsaan di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini.
Apalagi banyak kelompok saat ini, ungkap kiai yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Lampung ini, yang memanfaatkan media khususnya media sosial untuk melakukan propaganda terkait masalah agama.
“Secara kuantitas kecil jumlah pengikutnya. Namun di media sosial sangat ramai berbicara. Sehingga seolah-olah pengikutnya banyak,” ungkapnya.
Sehingga selain kegiatan Turba yang dilaksanakan jajaran Syuriyah PWNU Lampung ini, perlu juga dilakukan penguatan Aswaja di dunia maya dengan memperbanyak konten-konten Islam yang moderat melalui Konsep Islam Nusantara.
Dengan penguatan secara Offline (Turba) dan Online (Media Sosial) ini tetunya akan semakin memperkuat Aswaja di kalangan warga NU dan umat Islam di Indonesia sehingga aspek keagamaan, keumatan dan kebangsaan akan dapat terus dirawat dengan baik.
Hadir pada kunjungan Turba di Kabupaten Pringsewu, Ketua PBNU Bidang Ekonomi H Umarsyah, Wakil Rais Syuriyah PWNU Lampung KH Sholeh Bajuri, Ketua Jatman Provinsi Lampung Habib Yahya Assegaf, dan Jajaran Syuriyah serta Tanfidziyyah PCNU Pringsewu. Turba ke seluruh kabupaten/kota ini dijadwalkan rampung pada 20 Januari 2019. (Muhammad Faizin)