Sumenep, NU Online
Semangat saling membantu adalah nilai lebih yang dimiliki penduduk Pulau Sapudi, Sumenep, Jawa Timur. Setelah ratusan rumah warga rusak bahkan hancur, mereka secara mandiri memperbaikinya tanpa harus bergantung kepada bantuan manapun.
“Memang banyak rumah penduduk di sini yang rusak, bahkan rata dengan tanah,” kata Mursyidi Nur, Sabtu (13/10). Dalam catatannya, setidaknya dari total rumah yang ada, sekitar 30 persen roboh.
Tapi musibah gempa bumi yang terjadi Kamis (11/10) dini hari tersebut tidak mematahkan semangat warga. “Walaupun rumah hancur. Tapi kami harus semangat,” kata Wakil Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Nonggunong ini.
Usai gempa memang sebagian warga mengungsi ke rumah tetangga yang kerusakannya tidak parah. “Sambil begitu, upaya rehab kami lakukan secara gotong royong,” ungkapnya.
Dengan dibantu sejumlah warga lain, proses perbaikan rumah dilakukan secara mandiri. “Kami terbiasa menyelesaikan pekerjaan secara bersama, termasuk setelah gempa yang merobohkan sebagian rumah di sini,” jelasnya.
Warga di kawasan Nonggunong juga tidak terlalu menggantungkan sepenuhnya bantuan dari pemerintah maupun kalangan lain. “Kalau ada bantuan kita terima, tapi bila memang tidak ada maka akan kami selesaikan perbaikan rumah dengan kekuatan sendiri,” katanya.
Hingga kini sebagian warga belum menerima bantuan dari pemerintah. “Saya juga diminta bantuan oleh kepala desa untuk mendata dan mengirimkan foto rumah warga yang rusak akibat gempa,” ungkapnya. Namun, ada dan tidaknya bantuan dari pihak luar tidak menjadi faktor utama bagi penduduk.
Apalagi Sapudi dikenal dengan kampung Nahdlatul Ulama. Kebersamaan juga terjalin antarwarga yang memang mayoritas nahdliyin. “Banser dan warga saling membantu memperbaiki rumah yang rusak bahkan roboh,” tandasnya.
Seperti diketahui telah terjadi gempa magnitudo 6,4 yang berpusat di timur laut Situbondo pada Kamis (11/10) pukul 01.44 WIB.
Akibat gempa tersebut, warga Sapudi banyak menjadi korban. Ada dua kecamatan di Pulau Sapudi yang mengalami kerusakan akibat gempa. Dari dua kecamatan itu, di satu kecamatan terdapat 210 rumah rusak. Kecamatan Gayam mengalami kerusakan terberat. Tercatat ada 30 rumah rusak parah, 80 rumah rusak sedang, dan 100 rumah rusak ringan. Selain itu, di Kecamatan Nonggunong terdapat 36 rumah rusak berat. (Ibnu Nawawi)