Memasuki 10 hari terakhir bulan puasa, shalat tarawih di sebuah masjid kembali dipenuhi para jamaah seperti 10 hari pertama. Padahal sebelumnya, sepuluh hari kedua masjid tersebut mengalami penurunan jumlah jamaahnya.<>
“Alhamdulillah, hari ini bisa penuh lagi jamaah terawihnya ya kang,” kata Marno saat jagongan dengan jamaah lainnya usai terawih.
“Iya kang, maklum malam likuran pada menghadang lailatul qadar,” sahut Nurul.
“Betul kang, tapi kalau saya rasakan jamaah masjid sini banyak yang tarawih kendang kok,” kata Marno lagi.
“Lha kok bisa, maksudnya gimana?” tanya Nurul tidak paham.
“Coba lihat, banyak yang tarawih ke masjid hanya pada 10 hari pertama dan terakhir. Berarti seperti kendang, terawihnya diambil awal dan akhir, sedang tengahnya kosong tidak terawih,” jawab Marno sambil terkekeh. (Qomarul Adib)