Internasional

Akses Bantuan Diblokir, Krisis Kemanusiaan di Rakhine Tak Terkendali

Jumat, 27 Oktober 2017 | 07:00 WIB

Akses Bantuan Diblokir, Krisis Kemanusiaan di Rakhine Tak Terkendali

Ilustrasi (© Reuters)

London, NU Online
Ketua Komite Palang Merah Internasional (ICRC) Peter Maurer mengatakan, kekerasan yang meningkat, kesehatan yang terus memburuk, dan akses yang sulit di zona konflik di Negara Bagian Rakhine telah memicu krisis kemanusiaan yang tak terkendali. 

"Kami melihat peningkatan besar kekerasan tidak hanya antara aktor bersenjata tapi juga warga sipil, yang mengoyak keluarga dan membiarkan orang merasa benar-benar dibuang dan dicabut haknya," tuturnya, Kamis, sebagaimana dilaporkan Reuters.

Lebih dari 600.000 Muslim Rohingya telah melakukan eksodus ke negara tetangga, Bangladesh, sejak 25 Agustus 2017. Hal ini dipicu oleh serangan balasan dari militer Myanmar menyusul serangan militan Rohingya ke pos-pos keamanan Myanmar. 

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut pembunuhan, pembakaran, dan pemerkosaan yang dilakukan oleh tentara dan Buddhis Rakhine sebagai bagian dari kampanye pembersihan etnis terhadap Rohingya.

"Saya khawatir, konteks ketakutan dan kekerasan ini terus berlanjut dan tidak terkendali, hingga hanya akan menyebabkan gelombang pengungsi lebih banyak," kata Maurer.

Myanmar telah memblokir badan bantuan kemanusiaan selain organisasi Palang Merah untuk mengakses bagian utara Rakhine di Myanmar barat, tempat konflik tersebut memburuk pada akhir Agustus. 

Sebagai satu-satunya organisasi yang boleh beroperasi di sana, Palang Merah Internasional menghadapi tantangan berat. Terlebih medan lokasi menuju ke perdesaan Rohingya yang sulit ditempuh.

"Beberapa rekan saya harus berjalan kaki selama enam sapai tujuh jam ke sebuah desa, hanya untuk menemukan lokasi yang sudah tak berpenghuni," katanya.

Meskipun, tambahnya, pihak berwenang Myanmar baru saja memberi wewenang kepada staf Palang Merah untuk menggunakan dua helikopter untuk melacak orang-orang yang kehilangan tempat tinggal. (Red: Mahbib)


Terkait