Organisasi Haji dan Umrah Iran mengatakan, sedikitnya 62 ribu visa haji telah dikeluarkan oleh pemerintah Arab Saudi hingga 6 Agustus 2017, kata Al Arabiya.
Direktur Organisasi Haji dan Umrah Iran Humaid Mohammadi mengatakan kepada sebuah kantor berita Iran bahwa 62.000 perjalanan telah membawa lebih dari 16.000 jemaah ke Madinah. Selanjutnya, kata Humaid, perjalanan untuk jemaah haji Iran akan diarahkan ke Jeddah dari Madinah mulai Kamis.
Para jemaah haji asal Iran mulai berdatangan untuk menunaikan ibadah haji sejak 30 Juli dan akan berlanjut sampai 25 Agustus.
Di luar itu, Arab Saudi sedang diterpa isu pelarangan warga negara tertentu untuk menunaikan ibadah haji akibat ketegangan politik antarnegara. Pemerintah Suriah, misalnya, sebagaimana dilansir AP, mengaku warganya diblokir berkunjung ke Makkah.
Kementerian Wakaf Agama Suriah mengkritik dan menyebut kebijakan ini sebagai "eksploitasi politik dan finansial" Riyadh atas ritual ziarah tahunan itu. Akibatnya, sejak tahun 2012 pemerintah Suriah meminta warganya yang berusaha pergi haji ke Tanah Suci untuk mendapatkan visa di negara-negara ketiga melalui "Komite Tinggi Haji Suriah", yang dikuasai oleh Koalisi Nasional Suriah, sebuah kelompok politik oposisi.
(Baca: Dilarang ke Tanah Suci, Suriah Nilai Arab Saudi 'Politisasi' Haji)
Isu yang sama juga terkait dengan Arab Saudi dan Qatar yang putus diplomasi Juni lalu. Namun kabar pelarangan atas jemaah haji asal Qatar ini dibantah oleh Kepala Direktorat Jenderal Paspor Mayjen Sulaiman Al-Yahya.
"Saudara laki-laki Qatari saat ini memasuki Kerajaan (Arab Saudi) untuk mengunjungi kerabatnya," kata Al-Yahya sebagaimana dilansir Arab News seperti dikutip harian Al-Jazirah. (Mahbib)