Internasional

Buntut Bom Paskah, Semua Menteri Muslim Sri Lanka Mengundurkan Diri

Selasa, 4 Juni 2019 | 16:59 WIB

Buntut Bom Paskah, Semua Menteri Muslim Sri Lanka Mengundurkan Diri

Semua Menteri Muslim Sri Lanka mengundurkan diri (Dinuka Liyanawatte/Reuters)

Kolombo, NU Online
Semua menteri dan wakil menteri Muslim Sri Lanka menyatakan mundur secara massal dari jabatannya. Mereka mengumumkan pengunduran diri setelah menganggap pemerintah Sri Lanka gagal memberikan jaminan keamanan kepada umat Muslim di sana setelah aksi teror bom Paskah pada Ahad, 21 April lalu.

Mereka juga mengeluhkan kondisi umat Islam di Sri Lanka yang terus mendapatkan ancaman dan serangan kebencian pasca serangan bom yang menewaskan 258 orang tersebut.  

Keputusan para menteri Muslim dalam kabinet pemerintahan Sri Lankar tersebut itu diambil setelah para biksu Buddha garis keras –termasuk biksu yang dituding penghasut, Galagoda Aththe Gnanasra Thero- memberikan ultimatum kepada pemerintah untuk memecat para menteri dan gubernur dari kalangan Muslim dalam waktu tertentu. 

Baca Juga: Memanas, Polisi Sri Lanka Terapkan Jam Malam setelah Toko Muslim Diserang

Perlu diketahui, beberapa waktu lalu Gnanasara dijebloskan ke dalam penjara dengan tuduhan menghasut kejahatan kebencian terhadap Muslim. Namun, ia baru saja bebas bulan lalu setelah mendapatkan pengampunan dari Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena.

Ada 9 menteri, beberapa wakil menteri, dan 2 gubernur yang mengundurkan diri. Mereka memilih untuk mundur setelah ribuan orang yang dipimpin para biksu Buddha mulai berdemonstrasi pada Senin, (3/6) pagi di pusat Kota Kandy. 

Pemimpin partai politik muslim Sri Lanka, Kongres Muslim Sri Lanka, Rauf Hakeem, menyatakan, para menteri dan pejabat Muslim siap mundur asal komunitas umat Islam disana mendapatkan jaminan keselamatan.

"Jika portofolio kementerian kami menghalangi, kami bersedia menyerahkannya demi keselamatan komunitas kami," kata Hakeem, dikutip Aljazeera, Selasa (4/6).

Baca Juga: Usai Rentetan Teror Bom, Muslim Sri Lanka Terima Ancaman Balas Dendam

Menurut Hakeem, umat Muslim Sri Lanka harus menanggung semua ancaman, tindak kekerasan, pelecehan, dan ujaran kebencian sejak terjadinya serangan bom tersebut. Padahal, kata mereka, insiden itu merupakan aksi kejahatan yang dilakukan beberapa individu saja. Namun, umat Muslim Sri Lanka harus membayar mahal atas insiden tersebut.

Meski menyatakan mundur, Hakeem menegaskan bahwa para menteri dan gubernur Muslim tersebut akan tetap membantu dan mendukung pemerintah Sri Lanka. “Kami akan terus mendukung pemerintah ini, tetapi akan memberi mereka tenggang waktu satu bulan untuk menyelesaikan penyelidikan mereka. Sampai saat itu kita tidak merasa cocok untuk tetap di pemerintahan ini,” jelasnya. 

Sebagaimana diketahui, ada beberapa serangan anti-Muslim setelah serangan bom di Hari Paskah tersebut. Diantaranya penyerangan toko milik Muslim dan sebuah masjid di Kota Chilaw pada Ahad, 12 Mei lalu. (Red: Muchlishon)


Terkait