Jakarta, NU Online
Mantan Perdana Menteri Israel Ariel Sharon telah meninggal dunia pada usia 85 tahun setelah berada dalam keadaan koma selama delapan tahun.
<>
Sharon mengalami serangan stroke pada 2005 dan 2006 di tengah puncak kekuasaan politiknya. Sejak serangan itu ia berada dalam keadaan koma. Demikian dilaporkan oleh BBC Indonesia.
Kondisinya belakangan dinyatakan sangat kritis sebelum meninggal dunia pada Sabtu (11/01).
Ariel Sharon dirawat di Pusat Medis Sheba di luar kota Tel Aviv.
Pada Kamis lalu, tim dokter yang merawat mantan perdana menteri itu mengatakan bahwa kondisinya memburuk setelah sejumlah organ penting gagal berfungsi.
Mantan jenderal dan tokoh sayap kanan ini menjabat sebagai perdana menteri Israel pada 2001.
Ia menjadi sosok yang kuat di panggung politik maupun militer Israel, tetapi menimbulkan sejumlah kontroversi selama karirnya
Era kepemimpinannya diwarnai dengan periode-periode sangat sulit dalam sejarah Israel-Palestina, termasuk pergolakan Palestina dan serangan militer Israel setelah perundingan perdamaian gagal.
Bagi banyak rakyat Israel, Sharon adalah seorang ksatria yang memimpin perang pada 1967 dan 1973.
Perdana menteri Israel yang sekarang Benjamin Netanyahu mengatakan "kenangannya akan selamanya berada di hati bangsa."
Seorang tokoh Palestina Mustafa Barghouti mempunyai pandangan lain.
"Tentu saja tidak ada perasaan senang dalam kematian. Tak seorang pun seharusnya merayakan kematian," kata Barghouti kepada BBC.
"Namun malangnya saya harus mengatakan bahwa Sharon tidak meninggalkan kenangan manis bagi rakyat Palestina."
"Sayangnya ia menempuh jalan perang dan agresi dan kegagalan besar dalam menciptakan perdamaian dengan rakyat Palestina," tambah Mustafa Barghouti. (mukafi niam)