Pasca Konflik, Mahasiswa Jatim di Yaman Gelar Silaturrahim
Senin, 29 Juni 2015 | 13:02 WIB
Tarim, NU Online
bertepatan dengan ibadah puasa yang kesebelas, arek-arek Jawa Timur Hadhramaut yang tergabung dalam Komunitas Keramat Jatim menggelar acara buka bersama, Ahad (28/6). Gelaran ini menjadi acara perdana pasca evakuasi besar-besaran yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia ketika Yaman dilanda peperangan dahsyat beberapa bulan silam.<>
Meskipun tersisa 28 anak dari Universitas Al-Ahgaff secara khusus, tapi hal tersebut tak menyurutkan langkah arek-arek Jawa Timur untuk tetap menjalin silaturrahim sesama saudara muslim.
Bertempat di musholla asrama dakhili Fakultas Syari’ah, Universitas Al-Ahgaff Tarim, pengurus komunitas secara khusus mengundang dosen kritis asal Syiria, Syaikh Muhammad Yahya Ismail, sebagai pembicara sebelum buka puasa.
Acara yang dimulai pukul setengah enam sore tersebut diawali dengan sambutan atas nama ketua Keramat Jatim yang disampaikan oleh Wafda Muhammad. Dalam sambutannya ia mengucapkan ribuan terima kasih atas kehadiran rekan-rekan rakyat Jawa Timur serta jajaran ketua organisasi yang ada di Hadhramaut sebagai tamu undangan.
“Tujuan utama digelarnya acara ini tak lain adalah menjalin silaturrahim sesama saudara muslim di Yaman pasca konflik,” ujarnya.
Rangkaian acara kemudian dilanjutkan dengan kultum yang diisi oleh Syaikh Muhammad Yahya Ismail. Dia mengangkat tema yang cukup krusial dan sangat cocok dengan gelaran acara sore itu, persatuan umat Islam.
Dalam paparannya, dosen asal Syiria yang mengajar di Universitas Al-Ahgaff ini mengatakan, bahwa umat Islam di zaman sekarang lebih mudah diadu dan terpengaruh oleh zaman.
“Agama Islam mengajari tentang toleransi, tetapi dengan batas-batas yang tidak sampai melanggar keimanan yang menjadi hal penting dan wajib untuk dipegang kuat,” tuturnya. (Red: Fathoni)