Kairo, NU Online
Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Kairo, Mesir, masa khidmat (2012-2014) resmi dilantik pada Selasa (27/11) kemarin di aula griya Jawa Tengah Kairo. Pelantikan dengan menyanyikan lagu wajib Indonesia Raya.<>
Acara pelantikan Ketua Tanfidziyah, Ketua Fatayat, dan 7 Lembaga PCINU Kairo tersebut dihadiri oleh Rais Syuriyah Muhlason Jalaluddin, Wakil Rais I Muhamad Saifudin, Wakil Rais II Mahmudi Mukhson, dan sejumlah pengurus lembaga dan anggota PCINU Kairo Mesir.
Acara dimulai dengan istighotsah bersama, dilanjut pembacaan ayat suci Al-Qur'an, lalu diiringi dengan menyanyikan lagu wajib Indonesia Raya. Ketua Tanfidziyah baru Khozien Dipo memberikan sambutannya setelah dilantik.
Dalam sambutannya, ketua tanfidziyah menekan pentingnya bekerja bersama-sama untuk kebaikan NU dan warganya, juga untuk mahasiswa Indonesia di Mesir umumnya. Kontribusi warga PCINU untuk Indonesia juga sangat ditunggu, mengingat kondisi Indonesia sekarang.
Khozien mengatakan, pelantikan ini dilaksanakan bersamaan dengan kondisi Negara Mesir yang masih mengalami masa sulit pasca dekrit yang diumumkan oleh presiden Mesir Mohamad Morsi. Pelantikan juga berlangsung ketika negara tetangga Mesir, Palestina, kembali terjadi konflik. Meski diiringi kondisi ini, Khozien mengajak pengurus baru untuk berani melangkah, dinamis, dan melakukan gerakan-gerakan progresif demi meningkatkan kualitas PCINU dalam mengabdi untuk sesama.
Menurut lelaki asal Kebumen, Jawa Tengah, tersebut, sekarang program NU harus berjalan dengan melalui tanggung jawab penuh dan didasarkan ide gerakan yang matang, bukan asal-asalan mengisi kegiatan.
Acara yang juga digabung dengan pelantikan pengurus baru Fatayat, dengan ketuanya Lum’atul Chairot tersebut memaparkan berbagai program beberapa lembaga dan badan otonom PCINU Mesir.
Kemudian acara disusul dengan taushiyah yang disampaikan oleh Rais Suriah Muhlason Jalaluddin. Dalam taushiyahnya yang penuh semangat itu, PCINU Kairo sekarang dituntut untuk bekerja keras, bergerak penuh dedikasi dan tanggung jawab, juga tanpa pamrih. PCINU Kairo diminta untuk membuat gebrakan-gebrakan yang disebutnya “tidak biasa-biasa saja”, harus ada tujuan jelas dan manfaat yang dirasakan, bukan asal-asalan.
“Tujuan ini harus dimulai dengan usaha yang menuntut kebersamaan dan kerja keras di tubuh pengurus dan anggotanya. Pengurus PCINU dituntut harus tetap semangat meski tengah menyaksikan berbagai keadaan yang cukup sulit, kondisi Mesir yang belum stabil, keamanan yang belum pasti, dan kondisi sekretariat yang banyak menuntut ini-itu,” tutup laki-laki yang memiliki dua anak tersebut.
Do’a yang dibacakan oleh Rais Suriah II Muhammad Saifuddin menutup rangkaian acara pelantikan yang ditemani udara dingin Kairo.
Redaktur : A. Khoirul Anam
Kontributor: Ade Gumilar