Jakarta, NU Online
Saat Suriah mulai diguncang dengan konflik, Indonesia tetap mempertahankan duta besarnya di sana. Para pelajar tak sedikit yang masih setia bertahan.
Hal inilah yang membuat pemerintah Suriah begitu bermurah hati kepada Indonesia dengan memberikan beasiswa bagi 30 mahasiswanya yang akan menempuh studi di sana mulai tahun ini.
"Ini merupakan satu-satunya beasiswa luar negeri hanya untuk Indonesia," ujar Syekh Adnan Al-Afyouni, ulama besar Suriah saat menjadi narasumber pada seminar bertajuk Jangan Suriahkan Indonesia di Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (1/11).
Ia menjelaskan bahwa banyak pelajar luar negeri di Suriah, setidaknya dari 60 negara. Tapi, hanya Indonesia yang diberikan beasiswa, katanya. Ia bertekad akan terus mengawal dan meningkatkan hubungan baik Indonesia dengan Suriah.
"Saya berterima kasih kepada Indonesia yang tetap mempertahankan duta besarnya dalam Suriah. Dan ini salah satu rahasia kenapa Pemerintah Suriah memberi beasiswa kepada Indonesia," ujarnya.
Syekh Adnan juga sangat terkesan dengan sikap pelajar Indonesia. Saat banyak pelajar dari negara lain berbondong-bondong kembali ke tanah airnya saat mula konflik, mahasiswa Indonesia tetap bertahan dan datang kepadanya, lalu bertanya, "Apa yang harus kami lakukan? Pulang atau bertahan?"
Mufti sekitar Damaskus itu pun menjawab bahwa keputusan kembali di tangan mereka. Jika hendak pulang, ia mempersilakan. Tetapi jika ingin bertahan, ia dan masyarakat Surian akan berusaha melindungi.
"Hingga saat ini, pelajar Indonesia masih di sana," ujarnya.
Oleh karena itu, tak ayal Indonesia mencerminkan sikap diplomasi yang mengesankan bagi rakyat Suriah, baik diplomasi yang diperankan pemerintah maupun sikap pelajarnya.
"Kami mencintai Indonesia karena kami menyaksikan karakter kesantunan pelajar Indonesia, karena akhlak pelajar Indonesia.
Karena itu, kecintaan saya kepada Indonesia adalah kecintaan sahabat sejati, Ketua Dewan Rekonsiliasi Nasional Suriah itu.
Kesan baik terhadap masyarakat Indonesia juga dikonfirmasi oleh duta besar Suriah untuk Indonesia, Ziyad Zahruddin. Ia menceritakan perjalanannya menuju tempat acara terjebak macet. Tetapi, tak ada seorang pun yang menekan klakson. Terlebih sampai keluar dari mobil dan berteriak macam-macam.
Kegiatan yang digelar oleh Ikatan Alumni Syam Indonesia (Al-Syami) ini juga dihadiri oleh Duta Besar Indonesia untuk Suriah Djoko Harjono, Perhimpunan Pelajar Indonesia Damaskus Ahsin Mahrus, dan Dosen UIN Sunan Ampel Surabaya Ainur Rofiq Al-Amin. (Syakir NF/Abdullah Alawi)