Jakarta, NU Online
Di tengah pergolakan yang tengah memanas di ibu kota Sudan, Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Sudan berhasil melaksanakan Konferensi Cabang (Konfercab) Istimewa dengan lancar di Auditorium Ittihad lil Mar’ah, Khartoum, Sudan pada Senin (15/4).
Konfercabn Kedelapan Belas itu menetapkan Eri Prasetiyanto sebagai Ketua Tanfidziyah menggantikan Muthiullah dan H Muhammad Akhyaruddin sebagai Rais Syuriyah menggantikan Muhammad Luqman Hambali untuk masa khidmat 2019-2020.
Eri mengungkapkan bahwa tantangan kepengurusannya ke depan sangat kompleks mengingat negeri yang tengah mereka tinggali itu sedang menghadapi problem yang sangat serius sehingga membuatnya cukup berbeda dengan kepengurusan sebelumnya.
“Ada perubahan drastis dalam kehidupan mahasiswa sudan dan masyarakat indonesia di Sudan secara umum,” ujar alumnus Perguruan Islam Mathaliul Falah, Kajen, Marqoyoso Pati, Jawa Tengah itu, kepada NU Online pada Kamis (18/4).
Pasalnya, terang Eri, kondisi ekonomi Sudan belum stabil pascalepasnya Sudan Selatan dari Sudan pada tahun 2011 lalu. Inflasi tinggi dan kenaikan harga-harga barang yang tidak terkendali juga menjadi tantangan besar kepengurusannya ke depan. Terlebih hal tersebut menggerakkan ribuan massa berdemo secara besar-besaran dalam kurun waktu empat bulan ini hingga menurunkan Presiden Omar al-Bashir yang telah berkuasa selama tiga dekade.
“Transisi pemerintahan dan demonstrasi besar-besaran yang masih berlangsung sampai sekarang masih menjadi kekhawatiran tersendiri bagi kami secara umum,” ujarnya.
Lebih lanjut, mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Internasional Afrika itu mengungkapkan bahwa pemberlakuan sistem baru di kampusnya yang menggunakan sistem block pada perkuliahannya akan berpengaruh besar terhadap kepengurusannya ke depan. Sebab, lanjutnya, sistem tersebut mewajibkan perkuliahan intensif setiap hari dengan ujian setiap pekan pada setiap mata kuliah.
“Ya, tentu saja sangat berpengaruh besar karena sebagain besar, hampir 80 persen pengurus PCINU berasal dari kampus ini,” pungkasnya. (Syakir NF/Abdullah Alawi)