Nasional

Ansor Sumbar: Jaga Kearifan Minang dan Semangat Kebangsaan Bung Hatta

Selasa, 25 September 2018 | 04:30 WIB


Padang, NU Online
Kearifan lokal masyarakat Minangkabau dan semangat kebangsaan Bung Hatta harus terus dijaga.  Mantan Wakil Presiden RI itu  meninggalkan beragam inspirasi yang patut dijaga dan diikuti oleh generasi muda Indonesia.

Demikian disampaikan Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda  (GP) Ansor Sumatera Barat (Sumbar),  Rahmat Tuanku Sulaiman, di Padang, Selasa (25/9). 

"Bagi pemuda Indonesia, ia lebih suka melihat Indonesia tenggelam ke dasar lautan daripada menjadi jajahan orang kembali," ujar Rahmat menyampaikan pernyataan Proklamator Kemerdekaan RI tersebut.

Pernyataan itu, tambah Rahmat, sejalan dengan kearifan lokal masyarakat Minangkabau, yakni, nan mudo pambimbiang dunia, nan capek kaki ringan tangan, acang-acang dalam nagari.

"Pemuda harapan bangsa, di tangan pemuda terletak maju mundurnya bangsa di masa depan. Itu penjelasan dalam Bahasa Indonesia-nya," katanya.

Sebelumnya, dalam rangkaian Kirab Satu Negeri (KSN), PW GP Ansor Sumbar  telah menerima 17 bendera merah putih dari PW GP Ansor Sumatera Utara di perbatasan dua provinsi tersebut, yakni Desa Ranjo Batu, Muara Sipongi, Mandailing Natal (Madina) dan Hota Toras, Muara Cubadak, Pasaman, Sumatera Barat.

Penyerahan bendera KSN tersebut dihadiri sejumlah pejabat Muspida setempat, Ketua Pengurus Pusat GP Ansor Saiful Rahmat Dasuki dan Asinfokom Satkornas Banser,  Gatot Arifianto.  Melalui KSN tersebut, Ansor Sumbar mengajak generasi muda setempat untuk terus meneguhkan satu nusa, satu bangsa, satu bahasa: Indonesia.

"Kami, generasi muda Minangkabau berbangga hati, kemerdekaan bangsa Indonesia turut diikrarkan oleh  putra terbaik Minangkabau dan Indonesia, Mohammad Hatta," tukasnya.

Rahmat lalu menyitir kearifan lokal Minangkabau yang berbunyi  Kiniko coraklah barubah, alam mardeka lah tabantang, sadang manggali ka sajarah usahokan galian dek basamo. Kalimat tersebut berarti "Kemerdekaan telah tercapai, kita harus menggali sejarah kebudayaan bangsa secara bersama. Indonesia akan maju jika anak-anak bangsa tak lagi sibuk meributkan konsesus telah disepakati pendiri bangsa," paparnya.

Dalam kesempatan tersebut, Rahmat juga menyinggung terjadinya penolakan beberapa elemen masyarakat terhadap KSN di Sumbar, belum lama ini. Menurutnya, penolakan tersebut karena sebagian dari mereka tidak memahami secara utuh  tentang maksud KSN dan Islam Nusantara.

"Memang membawa 17 bendera merah putih tindakan makar yang harus diributkan?" jelasnya (Armaidi Tanjung/Aryudi AR).
 



Terkait