Nasional

Arkeolog UI: Lewat Sejarah, Seseorang Bisa Tentukan Arah ke Depan

Kamis, 4 April 2019 | 22:30 WIB

Arkeolog UI: Lewat Sejarah, Seseorang Bisa Tentukan Arah ke Depan

Arkeolog UI, Hasan Djafar (dua dari kanan)

Jakarta, NU Online
Arkeolog Universitas Indonesia Hasan Djafar menyatakan bahwa setiap buku yang berisi tentang masa lalu, yakni mengandung unsur sejarah atau berlatar sejarah tentu mempunyai manfaat yang banyak untuk dipelajari.

Hal itu disampaikan Hasan seusai menjadi pembicara pada Bedah Buku "Pu Gajah Mada" karya Ketua Lesbumi KH Agus Sunyoto di Pesantren Luhur Al-Tsaqafah Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis (4/4).

Menurut Hasan, di dalam buku sejarah, banyak suri teladan yang bisa diungkap, sehingga dapat menjadi bekal buat cerminan seseorang dalam menghadapi masa depan.

"Di dalamnya (buku sejarah) banyak suri tauladan yang bisa diungkap, sehingga menjadi bekal buat kita cerminan bagaimana perjuangan nenek moyang kita, bangsa kita dulu, sehingga kita ke depan mau ke mana arahnya," katanya.

Ia menegaskan bahwa sejarah sangat menentukan. Menurutnya, masa kini ditentukan masa lalu, dan masa kini menjadi arahan untuk masa depan.

Ia mengatakan, buku Pu Gajah Mada merupakan salah satu contoh ungkapan bagaimana meneladani sosok tokoh. Sebab tanpa mengambil teladan, dapat membuat seseorang hilang pijakan. "Tanpa mengambil contoh teladan, kita ini kadang-kadang hilang pijakan," ucapnya.

Adapun di antara keteladan yang bisa diambil dari sosok Gajah Mada, yakni tentang kepemimpinannya. Gajah Mada, sambungnya, mampu mempersatukan nusantara yang disebut dengan persatuan regional untuk kepentingan bersama.

"Gajah Mada merupakan tokoh kepemimpinan yang mampu mempersatukan nusantara apa yang disebut persatuan regional Majapahit untuk kepentingan bersama," ucapnya.

Dikatakan, upaya Gajah Mada dalam mempersatukan dilatarbelakangi oleh keadaan, yakni sebuah kondisi menghadapi arus global, sehingga dalam menghadapinya, semua harus bersatu di dalam kesatuan regional. Gajah Mada yang menjadi pemimpin Majapahit, kala itu disebutnya sukses.

Ia juga menyebut bahwa upaya Gajah Mada bersama Majapahit menjadi cikal bakal adanya Asia Tenggara. "Sebetulnya Gajah Mada sudah merintis persatuan nusantara termasuk Thailand, Kamboja. Semua itu di dalam persatuan regional. (Husni Sahal/Muiz)


Terkait