Semarang, NU Online
Tahun 2019 merupakan tahun politik. Dalam waktu yang tidak lama lagi akan dihelat kontestasi pemilihan presiden, wakil presiden dan Pemilu legislatif. Sekecil apapun perbedaan pilihan terkadang dapat memantik gesekan di tengah masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Katib Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Luqman Harits Dimyathi di Semarang, Jawa Tengah, dalam acara lailatul ijtimak MWCNU Pedurungan, Selasa (25/9) malam.
"Namanya tahun politik pasti banyak fitnah, banyak huru-hara, dan banyak informasi hoaks," katanya.
Menurutnya, menyikapi dinamika politik yang terus berkembang, diperlukan sikap arif dan bijak, di antarnya dengan menghidupkan kesadaran sebagai seorang muslim yang baik yakni dengan memperkuat rasa kasih sayang antar sesama. "Mari kita perkuat rasa kasih sayang kita," ajaknya.
Kiai Luqman lalu menukil sebuah hadits nabi yang menerangkan tentang kasih sayang. "Orang yang memiliki rasa kasih sayang akan dikasihi oleh Allah yang maha kasih. Maka sayangilah mahluk yang ada di bumi, maka makhluk-mahluk yang ada di langit juga akan mengasihinya," urainya mengutip hadits nabi.
Kiai Luqman mengajak kepada pengurus NU di segala tingkatan untuk ikut menjaga kedamaian dan kesejukan dengan menggelorakan pesan kasih sayang kepada masyarakat.
"Mari kita gelorakan hadits ini dan kita amalkan bersama-sama dalam kehidupan keseharian kita agar kita selalu mempunyai rasa cinta kepada siapapun. Sebab melalui cinta, hidup ini akan luar biasa," katanya.
Menurut pengasuh pesantren Tremas Pacitan itu, bila segala bentuk situasi perpolitikan disikapi dengan rasa kasih sayang, maka tidak akan pernah dijumpai saling menjelekkan dan saling menjatuhkan antar satu dengan lainya.
"Kita tidak ingin bangsa kita menjadi seperti Syuriah yang hanya gara-gara politik menjadi hancur," tegasnya.
Ribuan warga NU dari daerah Semarang dan sekitarnya hadir dalam acara pengajian lailatul ijtima' yang digelar rutin oleh MWCNU Pedurungan Kota Semarang. Kegiatan yang dirangkai dengan pelantikan pengurus baru MWCNU Pedurungan, dan pembacaan maulidurrasul yang dipimpin oleh Habib Ja'far Al Musawa dan Gus Ihsanuddin. (Zaenal Faizin/Muiz).