Bersama NU, Dinkes Jabar Optimis Germas Perlancar Pembangunan
Ahad, 2 Oktober 2016 | 01:34 WIB
Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat menyambut baik upaya Lembaga Kesehatan PBNU yang bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan menyosialiasasikan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Hal ini sejalan dengan upaya mewujudkan “Jawa Barat Sehat Sejahtera untuk Semua”.
Demikian dikatakan Wini Nurwini, mewakili Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat dalam Lokakarya “Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) Melalui Gerakan Pesantren Sehat”, Sabtu (1/10) di Pondok Pesantren Khas Kempek, Cirebon, Jawa Barat.
Wini mengatakan, dengan jumlah penduduk yang mencapai 46 juta jiwa, Dinas Kesehatan Jawa Barat tidak bisa bekerja sendiri dalam upaya meningkatkan pola hidup sehat warganya. Ia menyebut, di Kabupaten Cirebon saja, bila diamati perilaku hidup sehat warganya hanya sekitar 52 persen.
“Artinya ada 48 persen masyarakat belum hidup sehat di Cirebon,” tegas Wini. Ia berharap Gerakan Pesantren Sehat dapat meningkatkan pola hidup sehat masyarakat, karena di pesantren banyak generasi muda. Mereka adalah agen perubahan yang memiliki banyak kesempatan.
Dalam mengenalkan Gerakan Pesantren Sehat, Dinkes Jabar menitipkan pesan antara lain melalui khutbah jumat. Peran serta masyarakat sangat perlu ditingkatan, karena secara umum akan berkontribusi dalam pembangunan.
Wini menyebut, peran atau partisipasi masyarakat bisa berbentuk positif maupun negatif. Peran negatif di antaranya dengan perilaku membuang sampah sembarangan. Mala petaka bencana banjir di Garut yang belum lama terjadi, salah satu penyebabnya adalah partisipasi masyarakat dalam membuang sampah tidak pada tempatnya.
Oleh karenanya, untuk kelancaran pembangunan, peran positif sangat perlu ditingkatkan. Menurut Wini, Dinkes Jabar telah berjejaring dengan dunia usaha, dan ormas. Dalam waktu dekat, Dinkes juga akan melakukan penandatanganan komitmen dengan dunia usaha. Hal ini diharapkan akan membawa dampak positif.
Wini kembali mengingatkan bahwa Germas 2016-2017 berfokus pada tiga hal, yakni aktivitas fisik, konsumsi sayur dan buah, dan pengecekan kesehatan secara berkala. Menurut Wini, aktivitas fisik warga dewasa ini sudah sangat jarang dilakukan. Demikian juga dengan konsumsi buah dan sayuran sangat rendah, yakni cakupannya hanya 10 persen. Hal ini sangat ironis, mengingat Jabar banyak mengekspor buah dan sayuran ke berbagai negara. (Kendi Setiawan/Mahbib)