Nasional

Cara Mudah Memahami Ilmu

Selasa, 9 Juli 2019 | 16:45 WIB

Cara Mudah Memahami Ilmu

Ketua I PPP Muslimat NU, Hj Sri Mulyati.

Jakarta, NU Online
Ketua I Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama Hj Sri Mulyati mengatakan untuk mudah memahami ketika belajar, mendengarkan pelajaran atau mengikuti pelatihan, agar berdoa dalam hati mohon diberikan pemahaman yang sempurna, mohon diberikan ilmu yang bermanfaat oleh Allah.

Ia juga mengajak seluruh kader Muslimat NU untuk terus meningkatkan diri tentang Aswaja, Muslimat NU, dan ilmu lainnya. Pemahaman itu perlu dikuasai untuk diamalkan oleh diri sendiri, juga bisa mentransfer knowladge, atau memindahkan pengetahuan kepada orang lain.

"Kata Rasul, barangsiapa yang menyebarkan ilmu kepada orang lain maka insyaallah dia akan diberikan ilmu yang ia belum ketahui, dan belum ia pahami," katanya saat mengisi materi pada Pelatihan Kader Aswaja yang diadakan oleh PW Muslimat NU DKI Jakarta di Kantor Wilayah Kementerian Agama DKI Jakarta, Selasa (9/7).

Menurutnya, orang yang sudah belajar dan memahami suatu ilmu tidak boleh merasa kikir, harus merasa jembar (terbuka) memberikan ilmu kepada orang lain.

"Kalau Ibu-ibu sudah belajar, sudah ada bahannya, apakah itu terkait Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) terkait keaswajaan atau kemuslimatan, bisa disosialisasikan sedikit demi sedikit saat pengajian majelis taklim. Dengan demikian maka akan terjadi dinamisasi, terjadi kemajuan, setidaknya di antara pengurus," paparnya.

Materi terkait akidah, fiqiah, akhlak tasawuf, dan lainnya sudah ada dalam pelatihan tersebut. "Jadi kita tidak hanya sekedar mendengar, melihat, atau menyaksikan. Akan tetapi harus berdoa, memohon kepada Allah agar diberikan pemahaman yang baik, diberikan ilmu yang bermanfaat. Sehingga, kita bisa memahami, mengamalkan dan kita bisa mengajarkan kepada orang lain," bebernya.

Hj Sri Mulyati meneruskan, sewaktu-waktu ada dari pimpinan cabang yang menggelar pelatihan seperti ini, peserta yang hadir saat ini tentu sudah bisa menjadi narasumber. Pasalnya, materi yang disampaikan oleh narasumber pada pelatihan ini sudah sangat lengkap. Ia pun mengimbau kepada para peserta agar ketika sampai di rumah materinya dibaca dan dipelajari lagi.

"Insyaallah akan menjadi ilmu yang bermanfaat. Kita paham, amalkan, sosialisakinan pada anak cabang atau ranting. Inilah fungsinya organisasi secara struktural, bukan berhenti di diri kita saja sebagai pengurus. Tapi juga untuk orang lain," ungkapnya.

Ia juga menceritakan, belum lama ini dirinya menulis buku tentang Ahlussunnah wal Jamaah. Di dalamnya ada sejumlah amaliah yang sehari-hari diamalkan oleh NU dan warga Muslimat NU. "Nah itu adalah tahap awal, dan periode yang sekarang kita merevisi, menambah dan memberi pengayaan materi tentang kemuslimatan dan kaitannya praktik Aswaja oleh Muslimat NU," katanya.

Hj Sri mengungkapkan bahwa orang-orang NU kalau berdoa disebutkan semua. Waahlihi, waashabihi, Waazwajihi ,ajmain. "Di luar itu, berdoanya hanya Wa ala alihi wa ashabihil mukhtaar, yang menurut sepemikiran mereka saja. Nah, itu hal yang membedakan amaliah NU dan lainnya," kata dia.

Selain itu, saat ini tantangan NU adalah ideologi yang terus berkembang. Seperti orang-orang Khawarij. Orang-orang Khawarij sampai sekarang dalilnya sama. Wa man la yahkum bima anzalallah faulaika humul kafirun. Artinya, siapa yang berhukum selain hukum Allah dia kafir.

"Jadi ini pentingnya memahami hubungan antara kemuslimatan dengan Aswaja, tidak bisa dilepaskan. Harus ada kaitan, karena tentang Awaja ini ada dalam AD/ART Muslimat NU," imbuhnya.

Hj Sri Mulyati menambahkan agar anggota Muslimat NU memahami isi buku tentang keaswajaan tersebut sebagai bahan untuk dipelajari dan dipahami agar bisa disosialisasikan di anak cabang, di ranting, dan disebarluaskan ke khalayak ramai.

"Itu namanya kita ada peningkatan. Dan manfaat disusunnya buku materi kemuslimatan tersebut adalah, kalau ada acara di daerah-daerah siapa pun pengurus bisa membawakan materi tersebut, jadi tidak melulu harus pengurus pusat," paparnya. (Anty Husnawati/Kendi Setiawan)








Terkait