Probolinggo, NU Online
Pengurus Wilayah (PW) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur (Jatim) bertekad untuk terus melawan segala narasi yang menyerang NU, mengecilkan Islam yang rahmatal lil’alamin, dan membahayakan Indonesia. Narasi-narasi beraroma fitnah tersebut kerap berseliweran di media sosial dengan memanfaatkan akses internet. Menurut Ketua PW ISNU Jawa Timur (Jatim), Mas’ud Said, hal tersebut harus disikapi dengan tegas dengan bantahan yang argumentatif. Dan senafas dengan itu, PW ISNU Jatim membentuk Dinun (Dai Intelektual Nusantara Network)
“Sekarang bertahan saja tidak cukup, karena kita sekarang berada di titik nadir yang berbahaya. Oleh karena itu, para ilmuan, para sarjana Nahdlatul Ulama harus bergerak kedepan,” tukasnya di sela-sela Halal bi Halal ISNU Jawa Timur dan Peluncuran Dinun di aula Madrasah Aliah Nurul Jadid, Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Jumat (5/7).
Mas’ud menegaskan, Dinun mempunyai tiga tugas. Pertama, menghadang atau menjawab narasi-narasi yang merugikan NU. Jawaban tersebut tentu bukan asal-asalan, tapi berdasarkan fakta dan dalil-dalil agama. Dikatakannya, PW ISNU Jatim mempunyai 25 profesor dan doktor lulusan ITS (Institut Sepuluh November) dan universitas luar negeri yang menjadi supervisor Dinun.
“Mereka (Dinun) bertugas membuat konten untuk menjawab narasi yang tidak benar, menyerang Islam yang damai dan penuh kasih sayang,” lanjutnya.
Kedua, mengkampanyekan Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia yang cinta damai dan demokrartis. Di antara kampanye itu adalah dengan mencetak buku-buku.
“Indonesia adalah negara demokrasi paling top. Jadi kalau berbicara negara berpenduduk muslim terbesar di dunia yang menjunjung tinggi demokrasi, itu adalah Indonesia, bukan negara lain,” terangnya.
Ketiga adalah memperkuat Pancasila dan mendorong berlakunya ekonomi syariah. Kata Mas’ud, Indonesia butuh ekonomi yang lebih islami. “Yaitu ekonomi yang mengutamakan kerja keras, bukan ekonomi yang membebani masyarakat,” pungkasnya.
Di tempat yang sama, Ketua Suluh Kebangsaan, Muhammad Mahfud MD, mengapresiasi terbentuknya Dinun. Dikatakannya, Dinun perlu dijaga, dikembangkan dan didukung.
“Itu satu produk kreatif dari ISNU Jatim,” ucapnya. (Aryudi AR)