Jakarta, NU Online
Adil dan makmur merupakan salah satu tujuan berbangsa dan bernegara yang tercantum dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Keadilan dan kemakmuran ini sangat terkait dengan sistem pendidikan untuk mencetak generasi yang unggul dan utuh.
Hal itu mengemuka ketika Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) KH Asep Saifuddin Chalim memberikan taushiyah dalam acara halal bi halal Pergunu, Selasa (3/7) sore di Gedung PBNU Jakarta.
Lebih lanjut, Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet, Mojokerto ini menjelaskan empat penting untuk mewujudkan keadilan dan kemakmuran sebuah bangsa.
Pertama, dijadikannya ulama dan ilmuwan sebagai referensi oleh para birokratnya. Hal ini hendaknya menjadi perhatian para politisi dan pengambil kebijakan untuk tetap mengedepankan akal sehat dengan menjadikan ulama dan ilmuwan sebagai tempat bertanya dan meminta masukan.
Kedua, lanjut Kiai Asep, para birokratnya berkomitmen menegakkan keadilan dan mewujudkan kemakmuran. Ketiga, para konglomeratnya harus ikut serta memikirkan kesejahteraan masyarakat.
“Dan keempat, orang-orang miskinnya, guru-gurunya, dan warga negara secara umum merasa bahagia karena mendapat perhatian dari para birkorat dan konglomerat sehingg mendoakan yang terbaik,” jelasnya.
Karena, menurut Kiai Asep, selama 73 tahun Indonesia merdeka, peran birokrat tidak mampu mengoperasionalkan dan mengerjakan tugasnya dengan baik. Kondisi ini yang menjadikan Indonesia belum bisa bersaing dengan kemajuan zaman.
“Jadi mari kita atasi dengan perbaikan-perbaikan lembaga pendidikan yang maju dan berkualitas,” tuturnya. (Fathoni)