Nasional

Gus Yusuf: Tak Ada Negara Sebebas Indonesia dalam Beragama

Selasa, 22 Januari 2019 | 12:00 WIB

Gus Yusuf: Tak Ada Negara Sebebas Indonesia dalam Beragama

Foto: KH Yusuf Chudlori (Gus Yusuf) (Ist.)

Jakarta, NU Online
Saat ini ada sekelompok masyarakat atau kelompok yang selalu mengembor-gemborkan umat Islam dipinggirkan, digencet (ditekan) dan dihalang-halangi dalam menjalankan ibadah. Kelompok ini juga senang menggembar-gemborkan soal kriminalisasi ulama. Namun pada faktanya kelompok ini malah tidak pernah berhenti melakukan pengajian dari kota ke kota bahkan sering muncul di berbagai media, baik cetak maupun elektronik.

"Ngaji bebas di mana-mana kaya gitu kok bilang digencet. Tidak ada negara yang dalam beragama sebebas di Indonesia. Rukun Islam semua difasilitasi di indonesia. Shalat tidak ada yang menghalangi. Mau pengajian bebas tanpa izin, cukup pemberitahuan saja," kata KH Yusuf Chudlori, di Kudus Jawa Tengah, Selasa (22/1).

Pemerintah sangat menjamin pelaksanaan ibadah umat Islam di Indonesia. 800 ribu lebih masjid di Indonesia berdiri menjadikan Indonesia negara yang memiliki masjid terbanyak. Puasa, zakat dan haji juga difasilitasi oleh negara dengan baik. Sehingga kelompok yang mengingkari fakta ini ia sebut Haluhu yukaddibu qaulahu (Perilakunya membohongi perkataannya)

Gus Yusuf menegaskan hal ini saat berbicara pada Halaqoh Kebangsaan dengan tema Merawat Tradisi menjaga NKRI di Hotel Griptha Jalan AKBP Agil Kusumadya No. 100, Jatimakmur, Jati Wetan, Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

Gus Yusuf pun membandingkan kebebasan menjalankan syariat agama di Indonesia dengan negara-negara lain di dunia. Di Indonesia, ia menyontohkan, umat Islam bisa mengadakan pengajian diberbagai tempat dan waktu. Sementara di negara lain seperti Arab Saudi di Turki tidak bisa ditemukan pengajian di jalan-jalan sebebas di Indonesia.

“Yang terdekat saja di Malaysia, khatib bisa naik mimbar Jumat harus ada sertifikat dari negara. Di Indonesia, siapa saja bisa, selama takmir masjidnya cocok bisa naik. Seperti ini masih bilang umat Islam tergencet. Katanya pemerintah anti Islam? Islam yang mana? ,” tanya Gus Yusuf.

Kalau pemerintah anti Islam menurutnya adalah Islam yang radikal. Karena menurutnya Islam radikal hanya akan menghacurkan NKRI. “Kalau ada orang mengatakan pemerintah anti Islam, tolong dilanjutkan, (pemerintah anti) Islam radikal,” tegas Pengasuh Pondok Pesantren API Tegalrejo, Magelang ini.

Jika Islam radikal dibiarkan tumbuh subur di NKRI lanjut Gus Yusuf, maka Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) yang sudah ada sejak kehadiran Islam di tanah air lah yang akan bergejolak. Jika Islam radikal dibiarkan besar maka NKRI bisa hancur. Oleh karenanya umat Islam di Indonesia berkewajiban untuk mempertahankan NKRI dan Aswaja.

Masyarakat harus sadar bahwa pemerintah saat ini adalah pemerintah yang menjaga kelangsungan Islam Ahlussunnah wal Jamaah. Umat Islam harus tahu bahwa Islam yang tidak layak di Republik ini adalah Islam radikal. (Red:  Muhammad Faizin)


Terkait