Jakarta, NU Online
Peringatan Hari Santri Nasional berlangsung semarak dimana-mana. PBNU mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut terlibat dalam peringatan yang berlatar belakang sejarah Resolusi Jihad NU 71 tahun lalu tersebut.
Sekretaris Jenderal PBNU H Helmy Faishal Zaini mengungkapkan hal itu di gedung PBNU, Jakarta, Rabu (26/10). Menurutnya, respon semua pihak kepada program PBNU di Hari Santri seperti Kirab Resolusi Jihad NU dan pembacaan 1 Milar Shalawat Nariyah sungguh meriah sekali.
“Kami atas nama PBNU, mengucapkan terima kasih dan apresiasi sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang membantu peringatan Hari Santri, mulai dari TNI, Polri, Pemeritah Daerah, Presiden,” ungkapnya.
Lebih khusus ia sampaikan terim kasih kepada seluruh warga NU yang memperingati Hari Santri dengan tertib, kreatif, dan penuh kesahajaan.
Ia menilai, peringatan Hari Santri 22 Oktober lalu penuh khidmat dan sarat dengan nilai-nilai pengembangan wawasan kebangsaan, menyampaikan pesan sejarah, menanamkan nilai-nilai patriotik, membela tanah air, dan bangsa. “Ini bagian proses edukasi yang selama ini kurang didapat di sekolah,” katanya.
Lebih lanjut, ia menilai, peringatan tersebut menjadi perekat sosial sesama anak bangsa. Padahal sebelumnya, Hari Santri disinyalir akan melahirkan kelas sosial baru, akan semakin meruncingkan dikotom.
“Yang terjadi justru sebaliknya karena makna santri, menurut para kiai, tidak hanya terbatas yang mesantren di pondok, tapi seluruh warga masyarakat yang haus ilmu di pendidikan formal dan nomformal, serta memiliki watak dan adab kesantrian seperti menjaga ukhwah, memiliki spirit kebangsaan dan cinta tanah air,” jelasnya.
PBNU, sambungnya, berniat pembacaan Shalawat Nariyah akan menjadi agenda rutin tahunan di tiap peringatan Hari Santri. (Abdullah Alawi)