Nasional

Indonesia Tidak Tinggalkan Memori Perang Antaragama

Kam, 4 Juli 2019 | 00:00 WIB

Indonesia Tidak Tinggalkan Memori Perang Antaragama

Kopdar Lakpesdam NU di Kantor PWNU NTB

Mataram, NU Online
Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) PBNU H Rumadi Ahmad menyebutkan, Indonesia tidak meninggalkan memori perang antaragama. "Kalau saja menyimpan memori perang antar agama bisa bahaya. Karena tanpa memori saja kalau di sulut dengan agama bisa meluas," sebutnya.

Hal ini diungkapkan Rumadi Ahmad saat kopi darat (Kopdar) dan silaturahim dengan kader NU di Kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Nusa Tenggara Barat  (NTB) Jalan Pendidikan no 6 Kota Mataram, Rabu (3/07) malam.

Dirinya menilai, itu semua karena pertama warisan oleh pendahulu kita dengan Islam moderat. Moderat ini bukan karakter muncul secara tiba-tiba melainkan memiliki proses dan pemahaman agama yang kuat, artinya proses penyebaran Islam yang damai.

"Kedua, NU tidak menyebarkan Islam dengan kekerasan dan ketiga adalah Islam didamaikan dengan budaya dan keempat kemampuan mendamaikan keislaman dan kebangsaan," ujar Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini. 

Dijelaskan, NU adalah organisasi yang menopang keempat itu dalam upaya untuk memperkuat organisasi, memperkuat keislaman dan memperkuat kebangsaan.

"Yang terpenting adalah komitmen kebangsaan, toleransi, dan anti radikalisme agar tidak ada lagi TNI dan Polri yang terpapar paham radikal. Bila TNI saja terpapar termasuk Polri, apalagi Aparatur Sipil Negara (ASN)," tandasnya. 

Oleh karena itu Lakpesdam NU melalui progam PPWK menyediakan kader ulaama yang paham tentang keislaman dan kebangsaan. Ulama yang paham tentang pemerintah yang bersih, anti korupsi, dan memahami NU, serta gerakan sosialnya. "Itu semua adalah ikhtiar dan apapun hasilnya yang penting dijalankan," ungkapnya. 

Rumadi juga menyampaikan, pengembangan SDM itu menurutnya harus melalui kaderisasi. NU sesuai AD/ART mengamanatkan untuk menguatkan kader ulama, kaderisasi pungsional, dan struktural. "Kaderisasi saat ini dengan tujuan mempersiapkan kader kader tanfidziyah terus berjalan, akan tetapi yang kurang kaderisasi ulama," bebernya.

Menurutnya, kaderisasi ulama ini penting bagi yang memiliki otoritas secara ilmu keagamaan dan memiliki wawasan kebangsaan. Karena itu, Lakpesdam PBNU pusat khusus konsentrasi keulamaan yang digagas dengan Pendidikan Pengembangan Wawasan Keulamaan (PPWK).

"Ini sangat strategis yang memiliki otoritas keulamaan sangat luar biasa. Dan NU spiritnya ada di ulama. Kalau ulama sudah hilang di masyarakat, itu gak ada yang dibanggakan lagi bagi NU," tuturnya.

Hadir dalam kopdar ini Ketua PWNU NTB TGH Masnun Tahir, Ketua PCNU Lombok Barat H Nazar Na'ami, Sekretaris PCNU Lombok Barat Ust Ali Maksum, Ketua IPNU NTB Pauza Basri, Ketua cabang Lakpesdam NU se-Lombok dan puluhan kader NU setempat. (Hadi/Muiz)

ADVERTISEMENT BY ANYMIND


Terkait