Nasional

Info Terbaru Musibah Sulteng, Jumlah Korban dan Penanganannya

Kamis, 4 Oktober 2018 | 12:30 WIB

Info Terbaru Musibah Sulteng, Jumlah Korban dan Penanganannya

Relawan NU Peduli di pengungsian musibah Sulteng

Jakarta, NU Online 
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, korban meninggal akibat gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah hingga Kamis (4/10) pukul 14.00 WIB mencapai 1.424 orang.

"Perinciannya di Donggala 144 orang, di Palu 1.203 orang, Sigi 64 orang, Parigi Moutong 12 orang, dan Pasangkayu Sulawesi Barat 1 orang," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam jumpa pers di Kantor BNPB, sebagaimana disampaikan Kompas.com. 

Berdasarkan laporan dari sumber yang sama, Sutopo mengatakan, sebanyak 1.047 jenazah dimakamkan secara massal. Sebagian besar dimakamkan di TPU Paboya. Sebanyak 2.549 korban luka berat sampai saat ini masih dirawat di rumah sakit di Palu maupun di luar Palu. Sementara korban hilang mencapai 113 orang. 

Menurut BNPB, hal yang dilakukan saat ini adalah, pertama melanjutkan evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban. kedua, penanganan medis, rumah sakit lapangan, dan penanganan jenazah. Ketiga, Distribusi logistik dan penanganan pengungsi. Keempat, percepatan pemulihan infrastruktur.

NU merespons kejadian bencana alam gempa bumi dan tsunami yang melanda Sulawesi Tengah dengan mengirimkan Tim NU Peduli. Tim bertolak dari Jakarta ke Makassar, Sabtu (29/9), lalu meneruskan dengan kendaraan darat ke Kota Palu. Setelah melaksanakan perjalanan selama 20 jam, Tim NU Peduli sampai di Donggala dan Palu Sulawesi Tengah, Senin (1/10) sore. Setiba di Sulawesi Tengah, Tim melaksanakan koordinasi dengan BNPB, Korem Tadulako Kota Palu, dan PWNU Sulawesi Tengah. 

Hari ini, relawan NU Peduli melaksanakan pelayanan kesehatan di pengungsian Tawanjuka, salah satu kelurahan di Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu. Para relawan menangani pengungsi yang mengalami luka (vulnus) saat menyelamatkan diri dari gempa dan tsunami. 

“Pengungsi di Kawanjuka berasal dari Perumnas Balaroa yang tenggelam dan terbakar,” kata M Wahib Emha dari Tim NU Peduli kepada NU Online, Kamis (4/10) sore. 

Tak hanya itu, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menginstruksikan warga NU untuk membacakan doa dan qunut nazilah.

“Salah satu bentuk keprihatinkan kita PBNU telah membuat seruan qunut nazilah dimulai pada pelaksanaan shalat Jumat 5 Oktober,” kata Sekjen PBNU, H Ahmad Helmy Faishal Zainy di Gedung PBNU, Selasa (2/10) petang.

Pembacaan qunut nazilah diimbau dilakukan di seluruh masjid, rumah warga NU, pesantren-pesantren dan dilakuan serentak secara nasional. 

“Qunut nazilah ini untuk keselamatan bangsa jadi NU melakukannya serentak,” imbuh Sekjen Helmy.

Berbarengan dengan rangkaian Hari Santri tahun ini, NU menggelar doa bersama pada 11 Oktober pada pelaksanaan istighotsah dan manaqib yang juga dilakukan secara nasional oleh warga NU. Selanjutnya doa untuk keselamatan bangsa termasuk yang terdampak bencana juga akan dilakukan pada pembacaan shalawat Nariyah dalam puncak peringatan Hari Santri yakni tanggal 21 Oktober.

Pembacaan qunut nazilah, istighotsah sebagai dukungan moral PBNU dalam membangun mental dan spiritual masyarakat terdampak bencana. Selain itu, doa dan istighotsah tersebut merupakan nasihat para sesepuh NU.

“Banyak kiai, masayikh, ulama NU yang menyampaikan saran ini (pembacaan qunut nazilah dan istighotsah) kepada PBNU,” kata Sekjen Helmy. (Abdullah Alawi)



Terkait