Ingatkan Momen Penting, Puslitbang Lektur Susun Kaleidoskop Kemenag
Jumat, 1 September 2017 | 02:03 WIB
Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama menginisiasi penulisan kaleidoskop Kementerian Agama sejak berdirinya pada 1946 hingga sekarang. Penulisan sejarah atau aneka peristiwa yang telah terjadi dan disajikan secara singkat ini ditargetkan tuntas tahun ini.
Hal ini dikatakan Peneliti Puslitbang LKKMO Dede Burhanudin di sela-sela rapat yang dihadiri para mantan pejabat-pejabat, dan sejumlah peneliti di Hotel Takes Mansion Jalan Jalan Taman Kebon Sirih 1 No 5 Jakarta, Kamis (31/8).
Dalam catatan Dede, penulisan kaleidoskop telah dimulai tahun 2016. Sayangnya hanya melahirkan draf awal. Ini terjadi karena sistem yang dipakai outsourcing, hasilnya dipandang kurang memuaskan. Untuk itu, tahun 2017 merupakan tahap penyempurnaan.
“Ini atas dasar arahan dan masukan dari berbagai unsur. Baik dari para peneliti Khazanah Keagamaan, akademisi, ormas, pelaku sejarah, pejabat Kemenag, mantan pejabat, bahkan Menteri Agama menyambut baik dengan rencana penulisan kaleidoskop Kemenag tersebut,” ujarnya.
Untuk tahun ini, lanjut Dede, penulisan kaleidoskop melibatkan para pelaku sejarah. Di antaranya pejabat eselon 1, 2, dan setingkatnya yang banyak mengetahui perjalanan Depag sampai berubah menjadi Kemenag. “Yang kami tulis, perjalanan Depag sampai jadi Kemenag mulai 1946 hingga zaman Pak Lukman Hakim Saifuddin,” ungkapnya.
Saat ditanya apa yang membedakan kaleidoskop tahun 2016 dengan 2017 ada terkait data primer. Yang kemarin kekurangannya di data primer, bukan dari pelaku. Data diperoleh dari media sosial, dan searching-searching di internet saja.
Untuk edisi 2017, tim kaleidoskop melibatkan para mantan pejabat di Puslitbang LKKMO. “Termasuk para dirjen dan direktur dari Bimas serta yang lainnya,” tandasnya.
Sementara itu, Ahmad Yunani, peneliti lainnya, menyebut bahwa tupoksi Puslitbang Lektur memang salah satunya menuliskan buku sejarah. “Ini agar bangsa ini tidak ahistoris. Agar tidak melupakan sejarah,” ujarnya.
Acara yang dimoderatori langsung oleh Kepala Puslitbang LKKMO Choirul Fuad Yusuf ini dihadiri sejumlah pejabat di masa lalu, antara lain mantan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Slamet Riyanto, mantan Kepala Puslitbang Lektur Ahmad Bafadal, cendekiawan NU Ahmad Baso, dan sejumlah akademisi dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. (Musthofa Asrori/Alhafiz K)