Nasional

Jelang Satu Abad NU, Kaderisasi Adalah Keniscayaan

Jumat, 1 Februari 2019 | 13:30 WIB

Jelang Satu Abad NU, Kaderisasi Adalah Keniscayaan

Bendera NU (Ilustrasi)

Lampung Selatan, NU Online
Wasekjen PBNU H Abdul Mun’im DZ mengingatkan bahwa tujuh tahun lagi, pada 2026, Nahdlatul Ulama akan mengalami masa kebangkitan yang kedua yakni tepat satu abad sejak kelahirannya pada 1926. Pada usia yang sudah berumur ini, NU perlu dibangkitkan kembali agar warganya tetap solid dan keberadaan NU akan lebih jaya.

“Kalau tidak dibangkitkan kembali bisa jadi anggotanya hilang. Bahkan mungkin kantornya, masjidnya dan pesantrennya hilang. Dan ini kewajiban kita untuk di satu abad ini, NU akan semakin jaya,” katanya saat berada di Kabupaten Lampung Selatan, Jum’at (1/2).

Untuk mewujudkan ini perlu kerja keras seluruh elemen Jam’iyyah NU dengan intens melakukan kaderisasi yang merupakan bentuk konsolidasi organisasi. Kaderisasi lanjutnya, penting dilakukan di seluruh tingkatan mulai dari PBNU, PWNU, PCNU, MWCNU, Ranting NU sampai dengan Anak Ranting.

Konsolidasi organisasi ini menurutnya sudah dilakukan oleh KH Hasyim Asy’ari saat awal NU didirikan. Tujuan didirikan NU menurut Kiai Hasyim jelas Kiai Mun’im adalah untuk menyatukan barisan ulama dalam satu wadah.

Sementara itu Wakil Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Lampung KH Sholeh Bajuri menambahkan bahwa kaderisasi adalah sebuah keniscayaan bagi setiap organisasi. Apalagi tantangan NU saat ini semakin berat dan komplek.

“Kita harus menyadari bahwa tantangan semakin berat untuk menjaga Ahlussunnah wal Jama’ah An-Nahdliyyah. Kita harus satu niat, satu tekad, satu komitmen dan satu barisan agar Aswaja dan NKRI kuat,” katanya saat mendampingi Kiai Mun'im.

Peran NU dalam agama, pendidikan, ekonomi, sosial, dan politik juga harus dimaksimalkan oleh seluruh elemen Jam’iyyah NU. Ini merupakan tanggung jawab bersama sebagai wujud khidmah di Nahdlatul Ulama. (Muhammad Faizin)


Terkait