Jakarta, NU Online
Wakil Presiden Republik Indonesia yang juga Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), H Mochamad Jusuf Kalla menghadiri kegiatan Peringatan Nuzulul Qur'an di Kantor PBNU di Kramat Raya Jakarta Pusat, Kamis (23/5) sore. Kegiatan yang dirangkai dengan Buka Puasa Bersama dan Doa Bersama untuk Keselamatan Bangsa itu juga turut dihadiri sejumlah tokoh.
Antara lain, Mustasyar PBNU yang juga Calon Wakil Presiden RI, KH Ma'ruf Amin, Katib Aam PBNU, Yahya Cholil Staquf, (Gus Yahya), Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), M Nasir, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, M Hanif Dhakiri, Mustasyar PBNU yang juga Anggota Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Mahfud MD, Wakil Ketua MPR RI, Muhaimin Iskandar (Cak Imin), para Ketua PBNU, Ketua Lembaga di Lingkungan PBNU dan seluruh keluarga besar NU dari berbagai daerah terdiri dari para kiai dan pimpinan pesantren.
Seluruh tamu undangan disambut langsung Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj dan Sekretaris Jenderal PBNU H Helmy Faisal Zaini. Wapres RI, H Jusuf Kalla, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dan Mustasyar PBNU, KH Ma'ruf Amin turut memberikan pesan pesan kebangsaan kaitannya dengan nilai nilai Al-Qur'an.
Wakil Presiden RI, H Mohammad Jusuf Kalla, mengatakan pada bulan Ramadhan ini masyarakat muslim di Indonesia dituntut untuk meningkatkan amal ibadahnya. Hal itu bisa dilakukan dengan tidak mempersoalkan perbedaan yang ada. Ia berpesan agar masyarakat tidak terpecah belah akibat situasi politik terkini dan akibat pandangan yang berbeda.
"Kita menghargai dan bergembira atas sikap daripada NU di bulan suci ramadhan ini mengutamakan ibadah tidak ikut serta dengan perbedaan perbedaan," katanya di hadapan para tokoh dan kiai NU.
Hal lain kata dia, dalam rangka nuzulul qur'an dapat memberikan kedamaian bagi seluruh umat Islam. Menurutnya, banyak hal lain yang masih belum dilakukan untuk kemajuan masa depan Indonesia.
Sementara itu, Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj, mengatakan nuzulul qur'an menjadi saksi kebenaran Islam, kebenaran Allah dan kebenaran universal. Menurut Kiai Said, semua itu diturunkan melalui ayat ayat suci Al-Qur'an yang setiap hari dibaca oleh umat muslim.
"15 abad yang lalu al-qur'an diturunkan kepada hamba yang dipilih, diutus di tengah tengah masyarakat jahiliyah agar membawa ajaran yang memberikan kesempurnaan manusia, diantaranya teologi, syariah, ibadah dan peradaban budaya, moral akhlak dan kemasyarakatan," tuturnya.
Ia bersyukur NU sejak didirikan pada tahun 1926 silam memiliki tradisi yang positif untuk mengisi Ramadhan misalnya tadarus al-qur'an bahkan di salah satu Pesantren NU selama Ramadhan khatam 10 kali. Itu kata pengasuh Pesantren Atsaqofah ini, telah diwarisi oleh leluhur NU sejak ratusan tahun yang lalu. (Abdul Rahman Ahdori/Abdullah Alawi)