Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj (Kang Said) meletakan batu pertama pembangunan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Gorontalo, Rabu (18/10) pagi. Ia berharap para dosen UNU Gorontalo ke depan membimbing mahasiswanya agar memiliki kapasitas keilmuan yang memadai dan mengedepankan akhlak terpuji.
“Melalui UNU ini kita berharap dapat mencetak kader-kader NU yang berakhlak karimah dan memiliki karakter di samping kompetensi keilmuannya,” kata Kang Said di Limoto, Gorontalo, Rabu (18/10) siang.
Menurutnya, semua orang sepakat bahwa kampus merupakan basis pendidikan, pusat di mana manusia dididik untuk menguasai sebuah disiplin keilmuan dan pengetahuan. Tetapi mendidik seorang sarjana dan ilmuan yang berkarakter dan berakhlak adalah tugas UNU.
“Ketika pak Din Syamsudin menamainya madinatul ilmi, saya menamainya madinatul hikmah, pusat karakter, wisdom, kearifan,” kata pengasuh Pesantren Ats-Tasqafah Ciganjur ini.
Kang Said berpesan perihal pentingnya pendidikan karakter di samping kompetensi keilmuan. Pasalnya tidak sedikit sarjana yang mengikuti hal yang baru muncul di Indonesia.
“Setiap ada yang baru di Indonesia ini langsung diikuti oleh banyak orang. Ada Gafatar, nabi baru, Dimas Kanjeng. Ini mengerikan. Ini menunjukkan menurunnya karakter dan jati diri masyarakat kita. Ini harus diperbaiki,” tandas Kang Said.
Tampak hadir pada peletakan batu pertama pembangunan UNU Gorontalo Ketua PBNU KH Abdul Manan Ghani, Ketua PBNU Habib Salim Al-Jufri, Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo, Ketua PWNU Gorontalo Zulkarnaen. (Alhafiz K)
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj (Kang Said) meletakan batu pertama pembangunan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Gorontalo, Rabu (18/10) pagi. Ia berharap para dosen UNU Gorontalo ke depan membimbing mahasiswanya agar memiliki kapasitas keilmuan yang memadai dan mengedepankan akhlak terpuji.
“Melalui UNU ini kita berharap dapat mencetak kader-kader NU yang berakhlak karimah dan memiliki karakter di samping kompetensi keilmuannya,” kata Kang Said di Limoto, Gorontalo, Rabu (18/10) siang.
Menurutnya, semua orang sepakat bahwa kampus merupakan basis pendidikan, pusat di mana manusia dididik untuk menguasai sebuah disiplin keilmuan dan pengetahuan. Tetapi mendidik seorang sarjana dan ilmuan yang berkarakter dan berakhlak adalah tugas UNU.
“Ketika pak Din Syamsudin menamainya madinatul ilmi, saya menamainya madinatul hikmah, pusat karakter, wisdom, kearifan,” kata pengasuh Pesantren Ats-Tasqafah Ciganjur ini.
Kang Said berpesan perihal pentingnya pendidikan karakter di samping kompetensi keilmuan. Pasalnya tidak sedikit sarjana yang mengikuti hal yang baru muncul di Indonesia.
“Setiap ada yang baru di Indonesia ini langsung diikuti oleh banyak orang. Ada Gafatar, nabi baru, Dimas Kanjeng. Ini mengerikan. Ini menunjukkan menurunnya karakter dan jati diri masyarakat kita. Ini harus diperbaiki,” tandas Kang Said.
Tampak hadir pada peletakan batu pertama pembangunan UNU Gorontalo Ketua PBNU KH Abdul Manan Ghani, Ketua PBNU Habib Salim Al-Jufri, Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo, Ketua PWNU Gorontalo Zulkarnaen. (Alhafiz K)
