Nasional

Kesan Mendalam dari Peserta Kirab Resolusi Jihad NU

Rabu, 26 Oktober 2016 | 01:01 WIB

Jakarta, NU Online
Kirab Resolusi Jihad NU 2016 yang dimulai dari Banyuwangi pada 13 Oktober berakhir di Jakarta 22 Oktober lalu. Perjalanan selama 10 hari ini menempuh jarak 2000 kilometer, mengunjungi lima provinsi, 40 kabupaten/kota, 20 pondok pesantren, dan berziarah di sedikitnya 30 makam ulama.

Perjalanan kirab selain mendapat sambutan antusias dari masyarakat, juga menyisakan kesan mendalam di benak para peserta kirab. Akrimna Fuad (22), misalnya, ia mengatakan pengalaman yang paling berkesan adalah saat ia membacakan Ikrar Santri di depan lebih dari 2000 orang yang berkumpul di Alun-alun Kecamatan Majenang, Cilacap, Rabu 19 Oktober 2016.

“Sebagai putra daerah tentu saya sangat bangga,” kata anak muda kelahiran Cilacap, yang juga Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama.

Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Jurusan Hukum Tata Negara itu juga bertugas membawa panji tanda kebesaran (Pataka) NU dari Jogjakarta sampai Bandung. Setiba di Bandung, Akrima bertugas menyerahkan bendera pataka kepada PWNU Jawa Barat.

Kesan mendalam juga dirasakan oleh Elis Susiyani (21). Dihubungi NU Online melalui pesan watshapp, mahasiswi Jurusan Psikologi Universitas Esa Unggul Jakarta, ini mengatakan, “Perjalanan kirab sudah berkahir. Namun tak mengakhiri langkah dan semangat untuk tetap berjihad. Jihad kami bukan dengan perang menebar kebencian melainkan memenangkan perdamaian.”

Lebih lanjut Elis menulis, “Kami tak peduli sejauh mana kaki kami melangkah. Kami tak perduli sepanas apa sinar matahari. Dan kami tak peduli sedingin apa ketika hujan turun membasahi tubuh ini. 

Karena kami peduli tanah Indonesia ini didirikan bukan karena hadiah melainkan dari para pejuang fisabilillah. Kelak akan hadir pejuang-pejuang bukan dengan peperangan melainkan dengan hati, iman dan ilmu mereka. Merekalah para santri!”

Senada dengan Akrimna dan Elis, Siti Nur Samsiyah (23), alumni Manajemen Pendidikan UIN Sunan Kalijaga, Jogjakarta, mengungkapkan, “Perjalanan spiritual ini banyak mendidik saya untuk hidup tidak jauh-jauh dari Abah Kiai dan Ibu Nyai. Saya sangat terharu setiap kali melewati wilayah yang dipadati ratusan santri, guru dan anak-anak kecil.”

Selanjutnya, gadis yang akrab disapa Samsy itu berharap kreativitas santri di daerah dalam ragam seni tampaknya perlu diapresiasi oleh pemerintah pusat.

Keterangan foto: Akrimna Fuad saat membacakan Ikrar Santri pada upacara  penyambutan Kirab Resolusi Jihad 2016 oleh PCNU Cilacap di Lapangan Kecamatan Majenang, Cilacap Jawa Tengah, Rabu 19 Oktober 2016. (Kendi Setiawan/Fathoni)


Terkait