Nasional

Kesan Rohis sebagai Organisasi Eksklusif Harus Dihilangkan

Jumat, 29 April 2016 | 10:00 WIB

Kesan Rohis sebagai Organisasi Eksklusif Harus Dihilangkan

Suasana perkemahan Rohis tahun 2014.

Jakarta, NU Online
Rohis (Rohani Islam) merupakan lembaga atau perkumpulan para siswa di sekolah untuk memperkuat dan memperdalam agama Islam. Rohis menjadi organisasi ekstrakurikuler sekolah yang menjadi bagian dari Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).

Selain sebagai forum pertemuan, Rohis menjadi wahana pengajaran, dakwah, dan berbagi pengetahuan Islam. Adapun susunan pengurus dalam Rohis layaknya OSIS, organisasi induknya.

Dirjen Pendidikan Islam Kemenag RI Kamaruddin Amin mengaku bahwa para siswa SMA atau SMK berada usia yang sangat rentan terhadap berbagai pengaruh. Apalagi saat ini mereka begitu mudah mencari sumber-sumber pengetahuan agama melalui internet. Karenanya, Kamaruddin memandang perlu ada pendampingan, sehingga tidak ada penyimpangan seperti diberitakan selama ini.

“Ada isu negatif, Rohis dianggap menjadi bagian dari penyebaran paham-paham radikal, bahkan terorisme. Ini jangan sampai terjadi,” ucap Kamaruddin dalam konferensi pers, Kamis (28/4) di Kantor Kemenag RI Lapangan Banteng Jakarta Pusat terkait kegiatan Perkemahan Rohis yang akan dihelat Senin-Jumat (2-6/5/2016) di Buperta Cibubur.

Menurut Kamaruddin, kesan Rohis sebagai organisasi tertutup dan eksklusif harus dihilangkan. Bukan saja untuk mengantisipasi masuknya berbagai pemikiran-pemikiran radikal yang biasanya cenderung tertutup dan mengisolasi diri dari masyarakat, namun juga untuk memberikan kesempatan yang lebih luas kepada para siswa untuk belajar agama.

“Kita ingin mewujudkan Rohis ini sebagai organisasi terbuka (inklusif) agar semakin banyak siswa yang ikut. Belajar agama kan tidak perlu ditutup-tutupi. Selain itu, kalau bersifat terbuka maka para guru bisa lebih mudah melakukan pendampingan, dengan tetap memberikan ruang kepada mereka untuk melakukan aktualisasi diri,” kata Kamaruddin.

Untuk memberikan kesan terbuka itu,para peserta Perkemahan Rohis Nasional ini kali juga tidak dibagi berdasarkan provinsi. Mereka dibiarkan berbaur agar saling mengenal antar daerah satu provinsi dengan provinsi lainnya, berdiskusi dan berbagi informasi satu sama lain. Hanya saja untuk siswa laki-laki dan perempuan tetap terpisah.

Dari segi materi, Perkemahan Rohis ini kali lebih beragam juga. Ada materi wajib atau umum (MKDU) yang keseluruhannya harus diikuti oleh semua peserta. Materi wajib ini adalah tentang Islam yang damai dan Islam yang ramah. “Kita menyiapkan generasi emas yang penuh keramahan dan kedamaian,” kata Kamaruddin.

Ada juga beberapa materi yang tidak harus diikuti keseluruhannya atau MKDU, seperti materi mengenai leadership, jurnalistik, public speaking, dan manajemen masjid. Materi yang terakhir ini sangat penting karena basis utama kegiatan Rohis adalah di masjid atau musholla sekolah. (Fathoni)


Terkait