Nasional

Ketum PBNU: NU Selalu Moderat dari Dulu, Sekarang, dan Sampai Kapanpun

Senin, 25 Maret 2019 | 16:00 WIB

Ketum PBNU: NU Selalu Moderat dari Dulu, Sekarang, dan Sampai Kapanpun

KH Said Aqil Siroj, Ketua Umum PBNU

Jakarta, NU Online
Jelang memasuki umur satu abad, NU sebagai organisasi Islam Ahlussunnah wal Jama'ah, mempunyai visi dan misi yang sangat prinsip yang tidak akan pernah berubah dari dulu, sekarang, dan sampai kapanpun.

Prinsip tersebut adalah prinsip Islam yang moderat, toleran, dan selalu memperkuat tiga ukhuwah (persaudaraan) yakni ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sebangsa dan setanah air), dan puncaknya yakni ukhuwah insaniyah (persaudaraan sesama umat manusia).

"(Prinsip ini) tidak akan bergeser dari prinsip itu siapapun Rais 'Aam nya, siapapun ketua umumnya," tegas Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj saat berbicara pada Acara Opsi di Metro TV, Senin (25/3).

Ukhuwah ini menurut Kiai Said juga sangat penting dimiliki oleh seluruh elemen bangsa untuk mewujudkan negara yang damai dan jauh dari perpecahan. Apalagi di masa-masa saat ini sudah terlihat lunturnya ukhuwah hanya karena Pemilu dan Pilpres.

Kiai Said prihatin dan sedih dengan kondisi saat ini di mana baru kali ini suasana memasuki Pemilu atau Pilpres menonjolkan isu agama. Saat ini terlihat sekali agama dijadikan alat untuk kepentingan politik. Menurutnya ini sudah sangat membahayakan.

"Ini berarti meremehkan agama, tidak menghormati agama, mengotori agama-agama yang merupakan wahyu samawi (langit) yang membawa nilai universal untuk membangun masyarakat yang sejahtera, hidup dengan damai, nyaman," tegasnya.

Ketika agama dijadikan alat untuk politik lanjutnya, maka bisa dipastikan akan terjadi polarisasi. Bahkan lebih dari itu akan bermunculan sikap saling menghina dan terlebih saling mengafirkan.

Apalagi saat ini paham radikal sudah mulai masuk ke berbagai lini kehidupan dan mempengaruhi pola pikir masyarakat. Apalagi radikalisme ideologi yang menurut Kiai Said, paling sulit untuk diperbaiki.

Kondisi ini perlu diwaspadai khususnya oleh para generasi muda dengan lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai informasi yang ada disekitar seperti buku-buku, brosur dan khususnya di media sosial.

Menurutnya para generasi muda Indonesia masih bisa diselamatkan dari paham radikal ini selama diberi pemahaman Islam yang benar. (Muhammad Faizin)


Terkait