Tegal, NU Online
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ma'ruf Amin menjelaskan pentingnya peran seorang ulama dan keberadaan pesantren bagi Indonesia.
"Untuk menjadi ulama itu perlu mondok. Keberadaan ulama harus estafet. Para ulama sepuh wajib mempersiapkan generasi mudanya untuk menjadi ulama selanjutnya sebagai pembimbing bangsa," ujarnya.
Hal tersebut disampaikan Kiai Ma'ruf Amin saat menghadiri Harlah Ke-67 Pesantren Miftachul Mubtadi'in sekaligus peringatan Haul Ke-65 KH Muhsin dan KH Umar Muhsin selaku pendiri pesantren di Desa Tegalkubur, Lebaksiu, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Selasa (25/9).
Kiai Ma'ruf juga menyoroti soal hadirnya banyak kiai dan ulama yang tidak mondok. Sebab menurut dia, sebelum menjadi ulama dan kiai, seseorang harus mondok atau mengenyam pendidikan pesantren terlebih dahulu. Bahkan, kata Ma'ruf, para orangtua minimal menyekolahkan dan mengirim salah satu anaknya ke pesantren.
"Jadi kalau punya lima anak, satu di antaranya harus mondok. Satu anak itu harus yang paling pintar dan cerdas," terangnya.
Di depan ribuan santri dan warga Pesantren Miftachul Mubtadi'in, Kiai Ma'ruf menyebut bahwa zaman sekarang, kalangan santri dan pesantren memiliki potensi yang sangat besar untuk ikut memimpin negeri. Menurut dia, kalangan pesantren tidak kalah hebat dengan para profesional yang ada.
"Pesantren dan santri sangat memiliki potensi yang amat besar untuk memimpin negeri, bahkan menjadi Presiden sekalipun," tambahnya.
Kiai Ma'ruf menjelaskan dirinya hadir di Kabupaten Tegal hanya ingin bertemu kawan lama yang juga merupakan pendiri pesantren yakni KH Muhsin dan KH Umar Muhsin. "Pendiri pesantren ini kawan saya, kebetulan lagi haulnya almarhum juga, ya saya sempatkan ke sini. Saya juga minta pamit ke para ulama dan santri di sini karena saya diajak untuk gabung membangun pemerintahan," ujar Kiai Ma'ruf.
Sebagai golongan yang mewakili santri, dirinya juga ingin menghilangkan disparitas dan kesenjangan yang terjadi antara golongan muda dengan tua. Kemudian, lanjut dia, kesenjangan yang terjadi antara pusat dengan daerah-daerah.
"Jadi agar tak ada kesenjangan antar penduduk-penduduk lokal, saya juga ingin meminta keterlibatan santri dalam perekonomian umat," lanjutnya.
Lebih lanjut, dia menyebut bahwa peran pesantren di Indonesia sangat penting. Sebab menurutnya, pesantren-pesantren yang ada di Indonesia dapat berperan penggerak perekonomian umat di sekitarnya. "Lewat pesantren, perekonomian lokal bisa maju, potensi yang dimiliki santri dan pesantren sangat besar," cetusnya.
Selain menghadiri Haul KH Muhsin dan KH Umar Muhsin, Kiai Ma'ruf juga melakukan silaturahim dengan kader penggerak NU dan pengurus NU dan Badan Otonom NU se Kabupaten Tegal di Gedung PCNU setempat.
Hadir dalam kesempatan itu, Plt Bupati Tegal Hj Umi Azizah, Rais PCNU Kabupaten Tegal KH Chambali Utsman, Ketua PCNU H Akhmad Wasy'ari, Anggota DPR, DPRD dan sejumlah ulama. (Nurkhasan/Muiz)