Peserta Kongres Ke-2 Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) yang akan dilaksanakan pada 26-29 Oktober 2016 di Pesantren Amanatul Ummah Pacet Mojokerto akan membahas isu-isu penting dalam pendidikan di antaranya gagasan Fulll Day School (FDS) yang dilontarkan pemerintah.
Menurut Ketua Umum Pergunu KH Dr Asep Saifuddin Chalim saat dihubungi di Kota Mekkah (24/9), bahwa gagasan FDS sebenarnya bukan sesuatu yang baru, model penyelenggaraan pendidikan seperti ini sesungguhnya sudah diaplikasikan oleh sebagian penyelenggara pendidikan di tanah air.
"Tengok saja pendidikan di pondok pesantren, itu kan lebih dari pada full day school" tutur Kiai Asep
Wakil Ketua Umum Pergunu Dr H Rudolf Chrysoekamto mengatakan, upaya untuk mengadopsi pendidikan di pesantren justru dilihat sebagai solusi jalan di tempat, bukan sesuatu yang sama sekali baru.
"Meski dilatari oleh keprihatinan mendalam terhadap kondisi moral bangsa, tetapi gagasan ini sungguh layak diapresiasi dengan catatan diawali dengan uji kelayakan terutama bagi subjek penyelenggaranya," tutur Dhofi.
Menurutnya, pemerintah perlu untuk menyiapkan model FDS yang akan diselenggarakan agar tidak lagi terkesan involutif dan menggesernya dari kesan inovatif menjadi inventif bahkan kalau memungkinkan makin discoverif.
Sementara itu Sekretaris Pergunu Jawa Barat H Saepuloh berharap dalam Kongres Ke-2 Pergunu di Pesantren Amanatul Ummah Pacet-Mojokerto dapat memberikan kajian yang menyeluruh terkait gagasan FDS.
“Bahkan kalau bisa dalam kongres tersebut Pergunu membuat model pembelajaran full day school sebagai upaya kontribusi Pergunu dalam upaya terselenggaranya nation character building yang lebih menyeluruh,” katanya. (Awis Saepuloh/Alhafiz K)