Jakarta, NU Online
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta pemerintah, baik pusat maupun daerah, serta masyarakat agar memberikan perhatian terhadap anak-anak korban gempa. Sebab, KPAI menerima pengaduan dari masyarakat tentang anak-anak korban gempa Palu yang orang tuanya meninggal dunia.
“Anak-anak mengalami trauma dan kehilangan sosok figur orang tua,” Komisioner KPAI Bidang Sosial dan Anak Dalam Situasi Darurat Susianah Affandy, melalui siaran tertulis yang diterima NU Online, Kamis (4/10).
Perhatian yang dimaksud ialah dengan menyelenggarakan kegiatan trauma healing dan assessment untuk melihat kondisi kejiawaan anak. Menurutnya, gempa yang diikuti tsuanami di Sulawesi Tengah memiliki dampak yang sangat berat bagi psikologi anak.
“Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat diminta menyelenggarakan kegiatan trauma healing dan kegiatan assessment untuk melihat kondisi kejiawaan anak,” ucapnya.
Ia berharap, kegiatan trauma healing diharapkan dapat mengembalikan fungsi sosial anak-anak korban. Sementara hasil dari assessment, nantinya menjadi data dan dasar bagi penanganan tindak lanjut dalam penyembuhan trauma anak.
Selain itu, pemerintah dan pemerintah daerah diminta menyediakan Ruang Konsultasi Keluarga (RKK) di sekitar tenda pengungsian mengingat anak-anak dan keluarga membutuhkan waktu lama tinggal di pengungsian.
Menurut pengurus Muslimat NU pusat ini, dampak gempa yang diikuti tsunami menyebabkan perubahan perilaku masyarakat yang awalnya hanya tinggal bersama satu keluarga yang dikenalnya, kemudian tinggal bersama banyak keluarga yang beragam dan tidak banyak dikenal oleh anak.
“Ruang konsultasi keluarga berfungsi sebagai ruang edukasi masyarakat terhadap permasalahan seperti kesehatan, pusat trauma healing, dan informasi keluarga,” jelasnya.
Pemerintah dan Pemerintah Daerah juga perlu menyediakan Ruang Sahabat Anak (RSA) sebagai ruang bermain, olahraga, rekreasi dan memberikan solusi pendidikan berupa sekolah darurat bagi anak-anak korban.
“KPAI berharap agar pemerintah dan pemerintah daerah menyediakan ruang sahabat anak sebagai ruang bermain, olahraga, rekreasi, dan sekolah darurat,” ucapnya. (Husni Sahal/Abdullah Alawi)