Bantul, NU Online
Pada babak delapan besar seri nasional Liga Santri Nusantara 2016, kesebalasan Nur Iman menang 3-2 atas Thoriqun Najah Aceh Selatan di stadion Sultan Agung, Bantul, Yogyakarta pada Jumat sore (29/10).
Nur Iman mampu menampilkan permainan cepat sehingga bisa menciptakan gol tercepat di Liga Santri, yaitu menit pertama babak pertama. Begtu juga di baba kedua, mereka mampu menciptakan gol di dua menit pertama. Namun demikian, babak tensi permainan babak kedua makin mengendur.
Pelatih Nur Iman Eko Setiawan, mengendurkan tensi merupkan taktik kesebelasannya untuk mengehemat tenaga di babak semifinal setelah melesakkan 3 gol di gawang lawan.
“Babak kedua fokus bertahan dan mengulur-ulur waktu. Dengan jadwal padat begini, tidak mungkin dengan strategi all out terus. Akhirnya mengurangi tekanan dan mengandalkan serangan balik,” jelasnya setelah pertandingan usai.
Namun, kata dia, risikonya dengan permainan seperti itu, timnya banyak ditekan lawan. Meski demikian, ia yakin dengan lini belakang anak asuhnya di dibawah pimpinan kaptenn Admiral Januar, Gafin, Ari dan Ramdan.
“Tapi alhamdulillah anak-anak mampu bertahan dan menang satu gol,” katanya bersyukur.
Menghadapi semifinal, lanjutnya, timnya fokus mengembalikan fisik anak-anak dengan memberi vitamin. Kemudian ada sedikit rotasi pemain.
Ketika ditanya melawan Al-Falah di semifinal, ia yakin menang. “Optimis menang,” katanya. Ia punya strategi yang dirahasiakan untuk menghadapi tim asal Kabupaten Bandung tesebut, “karena tidak mungkin setiap lawan menggunakan stretgi yang sama,” pungkasnya. (Abdullah Alawi)
Pada babak delapan besar seri nasional Liga Santri Nusantara 2016, kesebalasan Nur Iman menang 3-2 atas Thoriqun Najah Aceh Selatan di stadion Sultan Agung, Bantul, Yogyakarta pada Jumat sore (29/10).
Nur Iman mampu menampilkan permainan cepat sehingga bisa menciptakan gol tercepat di Liga Santri, yaitu menit pertama babak pertama. Begtu juga di baba kedua, mereka mampu menciptakan gol di dua menit pertama. Namun demikian, babak tensi permainan babak kedua makin mengendur.
Pelatih Nur Iman Eko Setiawan, mengendurkan tensi merupkan taktik kesebelasannya untuk mengehemat tenaga di babak semifinal setelah melesakkan 3 gol di gawang lawan.
“Babak kedua fokus bertahan dan mengulur-ulur waktu. Dengan jadwal padat begini, tidak mungkin dengan strategi all out terus. Akhirnya mengurangi tekanan dan mengandalkan serangan balik,” jelasnya setelah pertandingan usai.
Namun, kata dia, risikonya dengan permainan seperti itu, timnya banyak ditekan lawan. Meski demikian, ia yakin dengan lini belakang anak asuhnya di dibawah pimpinan kaptenn Admiral Januar, Gafin, Ari dan Ramdan.
“Tapi alhamdulillah anak-anak mampu bertahan dan menang satu gol,” katanya bersyukur.
Menghadapi semifinal, lanjutnya, timnya fokus mengembalikan fisik anak-anak dengan memberi vitamin. Kemudian ada sedikit rotasi pemain.
Ketika ditanya melawan Al-Falah di semifinal, ia yakin menang. “Optimis menang,” katanya. Ia punya strategi yang dirahasiakan untuk menghadapi tim asal Kabupaten Bandung tesebut, “karena tidak mungkin setiap lawan menggunakan stretgi yang sama,” pungkasnya. (Abdullah Alawi)
