Jakarta, NU Online
Berbagai fitnah, hoaks, caci maki, dan ujaran kebencian yang bertebaran di masyarakat, telah menghancurkan rasa persaudaraan dan persatuan antarasesama warga bangsa yang bisa mengancam sendi-sendi kehidupan.
Untuk itu Nyai Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid mengimbau kepada seluruh anak bangsa Indonesa untuk tetap mempertahankan persaudaraan dengan bersama-sama menjaga perdamaian dan persatuan hingga setelah berlangsungnya pemilihan umum.
"Mari bersama-sama kita bangkitkan kembali semangat persaudaran dan persatuan warga bangsa yang terkikis oleh maraknya fitnah, caci maki, dan ujaran-ujaran kebencian," kata Nyai Sinta pada acara Forum Titik Temu di Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (10/4) siang.
Menurut Nyai Sinta, menjaga persaudaraan adalah menjaga kemanusiaan. Sementara kemanusiaan merupakan inti utama dalam politik. Dengan demikian, sambungnya, menjaga persaudaraan demi terjaganya kemanusiaan lebih penting dari politik yang memancing perpecahan hingga mengancam kemanusiaan.
"Dan ini yang sering dikatakan oleh suami saya dan bapaknya Mba Alissa, yaitu oleh Gus Dur bahwa ‘Yang lebih penting dari politik adalah kemanusiaan’,” ucapnya.
Nyai Sinta mengajak masyarakat agar menyambut pemilu dengan penuh suka cita. Nantinya, siapa pun yang menang harus menyikapinya dengan bijaksana. Sementara yang kalah harus menerima dengan lapang dada.
Persoalan kalah dan menang adalah hal yang biasa, tetapi menjaga persaudaraan harus selalu menjadi yang utama. "Di atas kalah menang adalah yang terpenting persaudaraan," jelasnya.
Baginya, tidak ada gunanya sebuah kemenangan yang mengorbankan persaudaraan. Begitu juga sia-sia kalau meratapi kekalahan dengan menghancurkan persauadaraan. Sebab tanpa persaudaraan, kekalahan dan kemenangan sama-sama berujung kehancuran.
"Mari kita rayakan pemilu dengan semangat persaudaraan agar tercipta kebahagiaan," pungkasnya. (Husni Sahal/Kendi Setiawan)