Nasional

Papua, Sekeping Tanah Pegunungan yang Terjamah Aswaja

Kamis, 28 Februari 2019 | 06:45 WIB

Papua,  Sekeping Tanah Pegunungan yang Terjamah Aswaja

Sekretaris PWNU Papua, Muhammad Thoif

Kota Banjar, NU Online
Provinsi Papua merupakan daerah pegunungan yang terletak diujung utara kepulauan Indonesia. Bukan 
sekadar onggokan gunung yang berjejer secara sporadis, tapi kondisi sosial masyarakatnya juga tergolong 
‘liar’. Berita-berita tentang kasus penembakan yang tak jarang memakan korban warga sipil, menjadi bukti 
betapa tidak gampang menaklukkan wilayah Papua.

Namun hal tersebut diabaikan oleh tokoh-tokoh NU. Salah satu orang yang merintis NU di Papua adalah 
Muhammad Thoif. Pria asli Indramayu, Jawa Barat ini cukup berjasa dalam mengembangkan NU di daerah 
kaya tambang emas itu.

“Saya masuk Jayapura (ibu kota Papua) tahun 1997 untuk bekerja sebagai guru,” tukasnya kepada NU Online 
di sela-sela pembukaan Musyawarah Nasional dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Munas-Konbes NU) 
2019 di Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo, Kota Banjar, Jawa Barat, Rabu (26/2).

Selain mengajar, Thoif, sapaan akrabnya, juga ‘berkarir’ di NU. Ia sudah merasakan berbagai posisi di 
struktural NU, hingga akhirnya menjadi Sekretaris PWNU Papua. 

Menurutnya,  tidak gampang untuk mengembangkan NU di Papua. Selain terkendala oleh letak geografisnya 
yang susah, budaya dan kondisi sosial masyarakatnya juga kurang bersahabat.

"Warga asli Papua sebenarnya mudah kita masuki, tapi budaya mereka masih sangat primitif sehingga 
kami tidak leluasa untuk menyampaikan dakwah kalau tidak punya ‘bekal’ yang cukup,” lanjutnya.

Kendati demikian, Thoif mengaku bersyukur dirinya bersama Ketua PWNU Papua, Tony Victor Mandawiri 
Wanggai dan pengurus yang lain bisa menuntaskan pembentukan  Pengurus Cabang NU di seluruh Papua. 
Dan yang membanggakan sebagian banyak pengurusnya adalah warga asli Papua. Semuanya ada 29 PCNU. 
Enam diantaranya terletak di daerah pegunungan.

“Yaitu Jayawijaya, Puncakjaya, Tolikara, Nduga, Pegunungan Bintang, dan Intan Jaya. Daerah-daerah itu 
sangat sulit dilalui karena tidak ada fasilitas jalan yang memadai,” urai Thoif.

Diakui Thoif, saat ini 29 PCNU itu menggelar kegiatan secara berkala. Sedangkan untuk kegiatan-kegiatan 
seperti lailatul ijtima, rutin dilaksanakan meskipun pengikutnya tak banyak. Sebuah langkah maju, dan ini 
menjadi awal yang baik bagi tersebarnya ajaran Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) di bumi Cenderawasih tersebut. 
(Aryudi AR).


Terkait