Nasional

Penjelasan Romo Benny soal Komitmen Gus Dur Membangun Bangsa

Jumat, 10 Mei 2019 | 15:45 WIB

Penjelasan Romo Benny soal Komitmen Gus Dur Membangun Bangsa

Romo Benny Susetyo (kedua dari kanan/foto: Ardiansyah)

Jakarta, NU Online
Sosok KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur merupakan orang yang memiliki komitmen dalam membangun bangsa Indonesia. Salah satunya, ialah mengajak agamawan untuk selalu menjalin kebersamaan dan menerima kemajemukan.

Romo Benny Susetyo mengatakan hal tersebut pada  diskusi bertajuk The Gus Dur Code: Pemikiran dan Tindakan di Kantor Pengurus Besar Majelis Dzikir Hubbul Wathan, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (10/5).

Menurut Romo Benny di antara wujud konkret Gus Dur dalam menerima kemajemukan, adalah dengan mengakomodir Konghucu sebagai agama.

"Maka pada waktu itu temen-temen Konghucu itu ngomong, 'Kalau kita lihat, Konghucu itu berkat Gus Dur jadi agama' karena bagi Gus Dur, agama itu urusan rakyat, bukan urusan negara. Jadi kalau rakyat mengakui, ya sudah diakui," kata Romo.

Dengan adanya pengakuan terhadap Konghucu, sambung dia, membuktikan bahwa Gus Dur tidak mengenal diskriminasi. Sebaliknya,bagi Gus Dur, konstitusi merupakan dasar hidup bersama di Indonesia.

"Maka acuannya konstitusi. Karena konstitusi memberikan jaminan, maka Gus Dur harus melaksanakan, sehingga apa pun yang bertentangan dengan konstitusi, Gus Dur pasang badan," ucapnya.

Romo Benny pun mencontohkan bagaimana komitmen Gus Dur terhadap konstitusi, yakni dalam salah satu kasus pada acara dialog Forum Lintas Agama dan Etnis di Purwakarta, Jawa Barat tahun 2016. Saat itu, sekelompok umat Islam yang mengatasnamakan Front Pembela Islam (FPI) menggerebek forum tersebut. 

Menurutnya, Gus Dur yang menjadi salah satu pembicara di forum itu merespons dengan memilih untuk menghindari kekerasan. Padahal waktu itu, Banser telah turun, namun Gus Dur menahannya.

"Gus Dur menghentikan (Banser), nyetop kekerasan. Bagi Gus Dur, negara ini adalah negara konstitusi yang semua masalah itu harus diselesaikan dengan dialog," ucapnya.

Selain Romo Benny, hadir juga menjadi pembicara, yakni penulis buku Gus Dur dan Ilmu Sosial Transformatif Syaiful Arif, dan Ketua Perkumpulan Jarkom Desa Anom Surya Putra. (Husni Sahal/Kendi Setiawan)


Terkait