Jakarta, NU Online
Koordinator Rombongan Pendidikan dan Pelatihan (Tadribut Du'at) Lembaga Dakwah PBNU di Al-Azhar Kairo, Mesir KH Muhammad Nur Hayid mengungkapkan pesan Ramadhan dari Bumi Kinanah di hari pertama bulan puasa 1440 H.
Menurutnya Ramadhan adalah momentum perbaikan diri secara total, perbaikan mental dan spiritual sekaligus perbaikan pola hidup dan pola makan untuk menjaga kesehatan lahir dan batin seutuhnya. Maka barang siapa yang sadar dan ikhlas menjadikan Ramadhan sebagai bulan perbaikan diri, dia akan menjadi baik.
"Sebaliknya, siapa yang bermain-main alias tidak sungguh-sungguh dengan bulan Ramadhan ini, dia tidak akan merasakan keberkahan bulan ini dan hanya akan menyesal di kemudian hari. Karena telah menyia-nyiakan kesempatan berharga ini," jelasnya, Senin (6/5).
Pengasuh Pesantren Skill Jakarta ini mengajak umat Islam untuk mengisi Ramadhan kali ini dengan komitmen memperbaiki diri dengan menjaga kesabaran dan kemampuan menahan diri dengan ibadah puasa. Ia juga mengajak untuk menjaga lisan dan tangan dari berbuat dzalim dan aniaya dengan menjauhi penyebaran hoaks dan menghindari ghibah dan namimah serta permusuhan dan adu domba.
"Mari kita mengisi hari-hari kita dengan tadarus dan tadabbur qur'an serta terus berlatih wushul alias terus nyambung dengan Allah SWT melalui shalat, baik shalat wajib maupun sunnah termasuk tarawih dan kita jaga dzikir-dzikir kita setiap saat dan waktu dengan tasbih, tahmid, takbir, tahlil dan shalawat kepada Rasulullah selain istighfar tentunya," pesannya yang disampaikan kepada NU Online.
Pria yang akrab disapa Gus Hayid ini menambahkan bahwa Ramadhan adalah bulan penuh solidaritas untuk melatih diri membangun solidaritas dan komitmen ukhuwah (persaudaraan) dengan sesama mahluk Allah. Tidak hanya kepada sesama muslim dan umat manusia, umat Islam harus saling hormat dan menghargai, termasuk kepada semua makhluk Allah yang lain seperti binatang dan tumbuhan.
"Wujud penghormatan itu adalah dengan tidak menyakiti dan mendzalimi mereka, serta komitmen untuk membantu setiap makhluk yang membutuhkan uluran tangan kita. Jika kita bisa melakukan restart (penataan kembali) komitmen dan niat dan bisa mengimplementasikan ini semua di awal Ramadhan dan selama bulan suci Ramadhan, insyallah kita akan kembali menjadi manusia-manusia mulia yang diliputi cahaya keridloan Allah," tuturnya.
Jika seseorang sudah bisa menjadi hamba yang sejati dari sang khaliq, maka ia akan mampu menembus dimensi 'langit', sehingga ia akan selalu bahagia bagaimanapun kondisinya karena sudah mendapatkan pancaran ilahiyah.
"Orang-orang yang demikian ini, tempatnya tak lain insyallah kemulian dunia dengan kebahagiaan dan ketenangan hidup, dan kemulian akhirat dengan dimasukkan di surganya Allah SWT. Amin. Alfatihah. Ramadhan Karim. Wallahu Akram," pungkasnya.
Program Tadribut Du'at ini merupakan hasil kerjasama PBNU dengan Universitas al Azhar, Kairo, Mesir dan diikuti oleh 12 dai yang diberangkat pada 27 April 2019 lalu. Mereka akan mengikuti pendidikan dan pelatihan kilat tersebut selama dua bulan. (Red: Muhammad Faizin)