Nasional

Prabowo Sampaikan Beragam Upaya Memutus Kemiskinan dan Ketergantungan Impor Pangan

Jumat, 15 Agustus 2025 | 16:30 WIB

Prabowo Sampaikan Beragam Upaya Memutus Kemiskinan dan Ketergantungan Impor Pangan

Presiden Prabowo Subianto saat menyampaikan pidato kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR 2025 di Kompleks Parlemen RI, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (15/8/2025),. (Foto: tangkapan layar kanal Youtube Sekretariat Presiden)

Jakarta, NU Online 

Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto memaparkan sejumlah langkah strategis pemerintah dalam mengatasi kemiskinan dan mengurangi ketergantungan impor pangan. Dalam pidato kenegaraannya pada Sidang Tahunan MPR 2025 di Kompleks Parlemen RI, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (15/8/2025), Prabowo menekankan pentingnya pendidikan dan ketahanan pangan sebagai solusi jangka panjang.


Salah satu upaya yang digarisbawahi adalah pembentukan Sekolah Rakyat, yang ditujukan bagi masyarakat dari desil terendah dengan penghasilan sangat rendah.


"Kita sudah berhasil membangun dan membuka 100 sekolah rakyat, kita harapkan tahun depan akan menjadi 200, tahun selanjutnya akan menjadi 300 dan seterusnya," ujarnya. 


Program ini dirancang untuk memutus kemiskinan struktural, memastikan anak-anak dari keluarga miskin memperoleh pendidikan berkualitas dan keluar dari lingkaran kemiskinan.  


Di bidang pangan, Prabowo menyatakan pemerintah gencar membuka jutaan hektar sawah baru guna mengurangi ketergantungan impor. 


"Pemerintah yang saya pimpin bekerja keras untuk memutus ketergantungan pada impor dengan membuka jutaan hektar sawah baru," tegasnya. 


Pembukaan lahan telah dilakukan di Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sumatra, Papua, dan sejumlah wilayah lain. 


Dalam hal ketahanan pangan, selain melakukan ekstensifikasi, pemerintah menyebut juga melakukan intensifikasi. Prabowo mengklaim pemerintahannya mendorong produksi pangan di desa-desa dan memotong birokrasi penyaluran pupuk agar bisa langsung dari pabrik ke petani-petani.


Ia juga menyebut kebijakan pemerintah yang meningkatkan harga beli gabah menjadi Rp6.500 per kilogram untuk membuat para petani menikmati jerih payah yang keuntungannya sesuai.


Prabowo mengklaim kebijakan ini telah membuahkan hasil, dengan Indonesia kini memiliki surplus cadangan beras lebih dari empat juta ton. Jumlah ini merupakan yang tertinggi dalam puluhan tahun. 


"Kami pastikan rakyat Indonesia tidak menjadi korban dari serakahnomics," tegasnya. Ia menyebut pemerintahannya  berkomitmen untuk memberantas manipulasi dan penimbunan pangan. "Saya pastikan perusahaan-perusahaan siapa pun yang berani memanipulasi dan melanggar, kami akan proses hukum." 


Dalam pidatonya Prabowo optimistis Indonesia tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga kembali mengekspor beras dan jagung, sekaligus melindungi masyarakat dari gejolak harga pangan.