PWNU DKI Jakarta Berharap Pilpres 2019 Bersih dari Isu SARA
Jumat, 10 Agustus 2018 | 11:00 WIB
Wakil Katib Syuriyah KH Taufik Damas menyatakan bahwa isu Suku Agama Ras dan Antargolongan (SARA) terbukti merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Ia mengatakan bahwa jejak isu SARA dapat dilihat pada Pilkada Jakarta beberapa waktu lalu yang pengaruhnya masih terasa hingga sekarang.
Demikian disampaikan Kiai Taufik Damas kepada NU Online ketika menanggapi lamaran cawapres oleh Jokowi terhadap KH Ma’ruf Amin, Jumat (10/8) pagi.
Menurutnya, ujaran berbasis isu SARA masih sering beredar di tengah masyarakat melalui berbagai media, baik di darat maupun di udara. Hal ini, kata Kiai Taufik, mesti segera dihentikan.
“Jika ini tidak dihentikan, maka akan sangat berbahaya bagi keutuhan bangsa ini. Pada Pilpres yang akan datang pun tampaknya isu SARA masih akan dimainkan,” kata Kiai Taufik.
Ia menambahkan bahwa sebagian politisi masih menggunakan cara-cara kasar tersebut untuk mengejar kekuasaan. Padahal politik bukan hanya soal kekuasaan, tapi soal bagaimana bangsa ini menjadi bangsa yang berkeadaban di bawah naungan Pancasila dan UUD 45.
“Gelombang isu SARA harus dihadang dan dihentikan secepat mungkin, sebelum menggulung dan menenggelamkan negeri ini,” kata Kiai Taufik.
Ia memandang penunjukan KH Ma’ruf Amin sebagai cawapres sebagai salah satu cara efektif untuk menghentikan isu SARA dalam politik di negeri ini.
“Pintu masuk isu SARA akan tertutup karena Kiai Ma’ruf adalah ulama besar di negeri ini, Ketua Umum MUI dan Rais Aam PBNU,” kata Kiai Taufik.
Ia juga mengapresiasi semua elemen masyarakat yang bergerak bersama dalam mengentaskan peredaran hoaks, ujaran kebencian, dan isu-isu provokatif berbasis SARA. (Alhafiz K)