Solo, NU Online
Menyambut hari santri, Pimpinan Pusat (PP) Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) bersama gerakan nasional Ayo Mondok menggelar rapat koordinasi nasional (Rakornas), Sabtu (6/10).
Kegiatan digelar untuk mendapatkan masukan dan kesepakatan tentang program kerja yang perlu dikuatkan untuk kebutuhan koordinasi dan konsolidasi kelembagaan.
Ketua PP RMI NU KH Abdul Ghofar Rozin menjelaskan, Rakornas ini akan menghasilkan bentuk sinergi yang akan dilakukan untuk menguatkan gerakan nasional Ayo Mondok.
"Salah satunya memanfaatkan peluang strategis yang dapat dikembangkan dalam era digitalisasi untuk pesantren," katanya, di Laweyan, Solo, Jawa Tengah.
Sejak diluncurkan oleh PBNU pada tahun 2015 lalu, gerakan nasional Ayo Mondok mampu mendongkrak jumlah santri di berbagai pesantren. Ayo Mondok perlu perlu menyambut era digitalisasi dengan inovasi dan kreativitas.
Pesantren, kata Koordinator Nasional Ayo Mondok KH Luqman Harits Dimyathi, sudah saatnya merumuskan kerja kreatif untuk menyambut era milenial. “Tidak boleh pesantren hanya berkutat pada al-muhafadhotu ‘ala qodimis shalih (melestarikan tradisi lama yang baik), sementara wal akhdzu bil jadidil ashlah (mengambil tradisi baru yang lebih baik) diabaikan,” jelasnya.
"Bagi ayo mondok, wal akhdzu bil jadidil ashlah adalah harga mati dan sebuah keniscayaan," tegas Pengasuh Pesantren Tremas Pacitan, Jawa Timur itu.
Rakornas bertema Digitalisasi Pesantren untuk Generasi Milenial ini dihadiri pimpinan pusat, wilayah, RMI NU se-Jawa Tengah, para kiai dan ibu nyai.
Pada kesempatan itu diperkenalkan pula aplikasi ayo mondok, sebuah aplikasi berbasis media informasi, untuk mengenal tentang pesantren-pesantren Nahdlatul Ulama. (Zaenal Faizin/Ibnu Nawawi)