Nasional

Ramadhan Bagi Habib Luthfi Bulan untuk Bersama Keluarga

Kamis, 9 Mei 2019 | 16:00 WIB

Ramadhan Bagi Habib Luthfi Bulan untuk Bersama Keluarga

Tamu Habib Luthfi, Wakapolri Konjen Ari Dono (foto: istimewa)

Pekalongan, NU Online
Jadwal yang sangat padat sebagai Rais 'Aam Idarah Aliyah Jam'iyyah Ahlit Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyyah (JATMAN), Ketua Forum Ulama Sufi Dunia, dan Khadimul Maulid menjadikan Habib Luthfi jarang berada di rumah bersama keluarga, setiap waktu yang ada selalu dimanfaatkan untuk kepentingan umat.

Akan tetapi, Ramadhan waktu sepenuhnya dimanfaatkan untuk bersama keluarga, meski tamu tak pernah sepi datang dari berbagai daerah, termasuk santri musiman selama bulan Ramadhan yang ingin mengaji bersama Habib Luthfi. 

Memasuki bulan Ramadhan, Habib Luthfi Bin Yahya mengubah total kegiatannya. Selama sebulan, pada bulan suci, dia memanfaatkan waktunya untuk beribadah total. Sehari-hari, ia mengaku hanya tidur 2-3 jam. Lainnya, untuk tadarus Al-Qur'an, salat, dzikir, doa. Karena itu, jangan heran jika Habib Luthfi mampu mengkhatamkan Al-Qur'an dalam waktu sehari semalam.

“Selama bulan Puasa, kami menolak undangan ceramah di luar kota. Saya kira, sudah cukup saya ceramah di luar kota selama 11 bulan. Sedangkan sebulan ini, kami meningkatkan ibadah dengan mencegah hawa nafsu dan membersihkan diri dari dosa,” kata Habib Luthfi Bin Yahya.

Apa kegiatan sehari-hari selama bulan Ramadhan? Habib Luthfi mengaku setiap habis Ashar membuka al-Quran untuk dibaca. Sebab, membaca Al-Qur'an pada bulan Ramadhan pahalanya ditingkatkan. Hingga pukul 17.00, Habib baru berhenti. Selama sore itu, dia mengaku minimal membaca tiga juz. 

Setelah itu, istirahat untuk bertemu dengan keluarga. Sesekali keluar rumah untuk menghirup udara segar dan menyaksikan keadaan di luar yang membuat badannya lebih fresh sambil menunggu waktu Maghrib, saatnya berbuka puasa.

Kendati siang menahan lapar, bukan berarti kiai dan habib kharismatik itu langsung makan nasi seperti orang pada umumnya. Ulama thariqah yang dikenal sebagai pemersatu umat itu mengaku hanya minum teh, lalu makan tiga buah kurma.

Meski demikian, bukannya dia meninggalkan anak dan istrinya dalam berbuka. Habib Luthfi ternyata juga sangat perhatian terhadap keluarganya. Karena itu, selama berbuka, dia menunggui anak dan istrinya sampai selesai. Bahkan sambil menunggu waktu Isya, ia bersama keluarganya kumpul bareng membicarakan berbagai hal untuk menambah keakraban dengan anak dan istri.

Baru pukul 22.00 atau 23.00, ulama kharismatik itu tadarus kitab suci lagi dan membaur bersama para santri musiman membahas problematika umat kekinian dengan mengkaji kitab-kitab kuning. Ibarat mobil, makin malam jalannya makin kencang. 

Sejak 10 tahun terakhir kediaman Habib Luthfi didatangi santri musiman dari pesantren berbagai daerah untuk mengaji khusus sejak tanggal 1 s/d 29 Ramadhan. Sebanyak 91 santri pada tahun 1440 Hijriyah ini selama puasa tidur di Gedung Kanzus Sholawat Kota Pekalongan. (Muiz)


Terkait