Nasional

Sampah Plastik Miliki Efek Berbahaya Berkepanjangan

Rabu, 27 Februari 2019 | 15:00 WIB

Banjar, NU Online 
Direktur Bank Sampah Nusantara (BSN) Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBINU) Fitri Aryani mengatakan, membakar plastik bukan solusi untuk mengurangi sampah karena efeknya kemana-mana. 

“Ketika kita membakar plastik, CO2 (karbon dioksida) terlepas. Kalau terisap manusia, sama dengan mengisap gas-gas dari knalpor motor. Kalau dibakar itu plastik baunya sangit kan. Itu sebenarnya pelepasan CO2 ke udara,” katanya. 

Dampaknya, kata dia, sekarang mulai ada penelitian, salah satunya penyebab kanker itu polusi udara dari sampah plastik. Penyakit kelainan pada anak, kandungan perempuan hamil bermasalah juga disebebakan dari sampah plastik. 

“Jadi, bukan hanya gaya hidup, junk food, racun sampah plastik itu bisa menyebabkan seperti itu. Kalau kita membakar sampah plastik itu kan betapa ngerinya, orang tua, ketika menabun sampah, mereka mengurek-urek itu, dan udaranya itu terisap langsung. Efeknya bukan langsung, tapi jangka panjang,” jelasnya lagi.

Kalau sampah plastik itu dibuang ke laut, kata dia, tidak bisa dicerna ikan. Kalaupun ada yang bisa dicerna, mikroplastiknya itu, kemudian ikan itu dimakan manusia, juga berbahaya buat kesehatan tubuh. 

“Jadi, masalah sampah plastik itu tidak hanya mengotori lingkungan, tapi dampaknya panjang banget. Mata rantainya panjang. Efeknya sama menimbulkan penyakit. Belum lagi isu terkait isu lingkungan. Artinya, banyak hal yang ditimbulkan sampah plastik.

Hingga saat ini, menurut Fitri, belum ada solusi terbaik untuk menangani masalah sampah plastik karena belum ada penggantinya. 

“Kalau pemerintah melarang kita-kita ini menggunakan sampah plastik, pemerintah dan perusahaan harus mencari solusi apa penggantinya karena soal pemakaian plastik itu soal mindset. Jadi, apa-apa kita kan dari bangun sampai tidur ketemunya dengan produk plastik,” katanya. 

Kalau masyarakat tiba-tiba secara ekstrem harus menghentikan plastik tanpa, diberikan solusi penggantinya plastik, nah, itu yang sebenarnya sangat susah. Makanya pengelolaan dan penanganan plastik itu agak susah. 

Para kiai NU akan membahasa hukum membuang sampah plastik pada Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama di Pondok Pesantren Miftahull Huda Al-Azhar mulai 28 Februari hingga 1 Maret. (Abdullah Alawi)


Terkait