Nasional

Santri Ini Pernah Jadi Peserta Terkecil MTQ Nasional

Senin, 23 Oktober 2017 | 13:10 WIB

Tangerang Selatan, NU Online
Ketika baru lulus TK pada 2010, Nafisah Almais Aidiyah (13 tahun) sudah ambil bagian pada perhelatan Musabaqah Tilawatil Qur’an Nasional (MTQN) di Provinsi Bengkulu. Di MTQ tersebut ia mengikuti cabang tartil. Meski tidak meraih juara, gadis manis berkaca mata ini meraih predikat peserta termuda.

“Memang waktu itu nggak dapat juara, tapi saya dapat penghargaan sebagai peserta terkecil. Saat itu saya baru mau naik kelas 1 MI. Sekitar umur tujuh tahun,” ujarnya saat ditemui NU Online di Pesantren Baitul Qurra’ dan Pusat Studi Tilawatil Qur’an, Jl Suli Blok D No KH 26 Perumahan Ciputat Baru, Tangerang Selatan, Ahad (22/10).

Ais, sapaan akrabnya, sejak kecil sebenarnya lebih suka menyanyi daripada mengaji tartil dan tilawah. Ais mengaku lebih senang berdendang sejak belia. 

“Dulu Ais kurang tertarik dunia tilawah. Sukanya nyanyi. Dulu kalo disuruh latihan tilawah malas sekali, bahkan sampe nangis. Hahaa. Lucu kalo diingat,” tambah gadis kelas VIII MTs Pembangunan UIN Jakarta ini.

Sejak masih belia, Ais sudah berprestasi. Sedari kecil, ia kerap menjuarai sejumlah perlombaan tarik suara. Saat masih duduk di kelas 3 MI, misalnya, ia berhasil meraih juara 3 pada Festival Seni Qasidah Nasional ke-17 yang digelar di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, 22-27 November 2012.

Tiga tahun kemudian, Ais memboyong piala Juara I pada Festival Qasidah Islam Indonesia ke-20 di Kendari Sulawesi Tenggara, 17 November 2015. 

Pada tahun yang sama, ia meraih Juara 1 Bintang Vokalis Putri pada kejuaraan Lembaga Seni Qasidah Indonesia (LASQI) tingkat Provinsi Bali. Lembaga ini bergerak di bidang seni islami untuk mensyiarkan Agama Islam.

Di forum nasional yang lain, persisnya pada tahun 2013, Ais juga mendapat trofi juara II Da’i Pekan Olah Raga dan Seni Santri antar Diniyah Takmiliyah (Porsadin) yang digelar pertama kali oleh Kementerian Agama di Provinsi DKI Jakarta. Waktu itu, Ais masih duduk di kelas 3 MI Denpasar.

Puncaknya, di usia yang ke-13, Ais mampu memboyong piala juara 1 Seleksi Tilawatil Qur’an Nasional (STQN) ke-24 yang dihelat di Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara, Juli 2017. Sebelumnya, berbagai kejuaraan yang sama ia ikuti baik di ajang STQ maupun MTQ tingkat nasional.

“Untuk juara 1 hadiahnya trophy, piagam, dan uang pembinaan sebesar 10 juta rupiah. Uang itu semuanya ditabung,” kata putri sulung kesayangan pasangan H Juhar dan Hj Nur Hamidah ini seraya tersenyum. 

Di momen Hari Santri ini, ia berpesan kepada teman-teman santri agar rajin belajar dan mengaji. “Jangan lupa sholat lima waktu. Bagi yang memiliki bakat tilawah, harus semangat berlatih dan jangan putus asa,” pungkas Ais. (Musthofa Asrori/Fathoni)


Terkait