Nasional

Sarbumusi NU: Wayang Topang Harapan Revolusi Mental

Sabtu, 8 Oktober 2016 | 00:04 WIB

Sarbumusi NU: Wayang Topang Harapan Revolusi Mental

Presiden DPP K Sarbumusi NU Syaiful Bahri Anshori (kanan) dan Ki Eddy Siswanto (kiri). Foto NU Online/Abas FB

Jakarta, NU Online -
Wayang merupakan tradisi harus dijaga sehubungan menopang revolusi mental diharapkan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Pernyataan tersebut disampaikan Presiden Dewan Pimpinan Pusat Konfederasi Sarikat Buruh Muslimin Nahdlatul Ulama (DPP K Sarbumusi NU) Syaiful Bahri Anshori.

"Banyak hal bisa kita pelajari dari tokoh dalam wayang yang membawa nilai-nilai moral untuk menjadi contoh bagi masyarakat, generasi muda dan kita, tentunya itu menopang harapan terwujudnya revolusi mental," ujar Syaiful saat dihubungi NU Online dari Jakarta, Jumat (7/10) malam.

Wayang imbuh Syaiful, merupakan tradisi khas dari Indonesia. Wayang merupakan warisan tradisi lokal Indonesia yang harus tetap dijaga dan lestarikan. "Bahkan Wali Songo menjadikan wayang sebagai media dakwah dengan membawa nilai Islam Rahmatan Lil'Alamiin. Jangan sampai wayang  nantinya diklaim milik negara lain," kata dia lagi. 

Jika generasi muda tidak ikut serta melestarikan wayang, ujar Ketua Umum PB PMII masa khidmat 1997-2000 itu melanjutkan, warisan tradisi budaya bangsa Indonesia tersebut akan hilang.

"Mempelajari penokohan wayang yang memiliki nilai-nilai moral tinggi salah satu hal penting dalam berbangsa. Saya khawatir jika budaya lokal tradisi Indonesia tidak diwariskan kepada generasi muda justru akan terjadi degradasi kebudayaan," paparnya.

Karena itu, kata dia menambahkan, menjadi penting dalam berbangsa dan bernegara untuk mengusahakan warisan tradisi tersebut tetap lestari. Pemerintah harus memberikan prioritas tinggi.

Presiden DPP K Sarbumusi NU itu memberi sambutan dalam "Wayangan Revolusi Mental" bertema "Kita Berubah Untuk Indonesia", di alun-alun Ambulu, Jember, Jawa Timur. Kegiatan digelar Pemerintah Kabupaten Jember, Kementerian Kominfo RI dan DPC Sarbumusi Jember. 

Ki Eddy Siswanto atau yang dikenal dengan "Dalang Sabet Alap-Alap" membawakan lakon Pemimpin Wicaksono (bijaksana). Lakon tersebut selaras dengan kehendak revolusi mental. Para pemimpin dan aparat negara akan jadi pelopor untuk menggerakkan revolusi mental, dimulai dari masing-masing Kementerian/Lembaga (K/L). Sebagai pelopor gerakan revolusi mental, pemerintah lewat K/L harus melakukan tiga hal utama yaitu; bersinergi, membangun manajemen isu, dan terakhir penguatan kapasitas aparat negara.

Hadir dalam pagelaran tersebut pejabat Pemerintah Kabupaten Jember, jajaran PCNU, DPC Sarbumusi setempat dan kurang lebih 500 masyarakat. (Gatot Arifianto/Alhafiz K) 





Terkait