Kota Banjar, NU Online
Upaya delegitimasi NU yang terus dikumandangkan sejumlah kelompok, tidak hanya dirasakan oleh para kiai dan pengurus NU, tapi sejumlah seniman juga merasakan hal yang sama. Kegalauan para seniman terkait itu dituangkan dalam beberapa lukisan yang terpajang di arena Pameran Lukisan Seniman Kaligrafi Nusantara di kompleks Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo, Kota Banjar, Jawa Barat, tempat Musyawarah Nasional dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Munas-Konbes NU) 2019 berlangsung.
Misalnya, pelukis Abdul Gani menampilkan lukisan kaligrafi berjudul NU Tetap Kokoh. Dalam lukisan berwarna keemasan itu, logo NU tampak tertempel di tembok batu bata. Namun kanvasnya sudah rusak, berlubang hingga batu batanya yang berwarna merah itu kelihatan. Itu karena bom.
Sementara di sisi atas kanan dan kiri, juga ada bom berwarna hitam yang siap meledak.
Sedangkan di bawah logo tertulis firman Allah, yang artinya tidakkah bahwa sesunggunya para wali Allah tidak ada ketakutan dan kesedihan.
“Intinya NU akan tetap kokoh, karena dipimpin oleh ulama. Mereka tidak pernah takut kepada selain Allah, dan tidak sedih karena cobaan yang datang,” tukas Gani.
Selain itu, juga ditampilkan lukisan berjudul Ikut Kiai. Karya Robert Nashrullah itu menampilkan bola dunia yang dicorat-coret dengan tulisan tak beraturan nama para kiai NU. Di pinggir bola dunia itu, berdiri tongkat berwarna hitam keemasan.
“Tongkat adalah pegangan kiai sepuh. Kita harus teguh mengikuti kiai,” tambah Gani yang juga ketua panitia pameran. (Aryudi AR)