Pesantren

Demi Warga Sekitar, Santri Sisihkan Jajan

Senin, 19 Agustus 2013 | 20:00 WIB

Jombang, NU Online
Hal positif yang mulai tergerus perubahan jaman adalah solidaritas terhadap keadaan sekitar. Di pesantren ini, para santri menyisihkan sebagian uang jajan mereka untuk membantu teman yang tengah tertimpa kesulitan.
<>
Sama seperti pesantren yang lain, di Pondok Pesantren Bahrul Ulum (PPBU) Tambakberas Jombang para santri sudah mulai berdatangan. Libur sekolah yang berbarengan dengan Ramadhan dan Idul Fitri membuat mereka lebih lama berada di rumah, berkumpul dengan keluarga.

Mereka diantar wali untuk diserahkan kembali kepada pengasuh pesantren. Dan sejak itu pulalah mereka akan mulai beraktifitas sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan pesantren.

Di Pondok Pesantren Putra al-Wahibiyyah I dan Pondok Pesantren Putri al-Lathifiyyah II yang berada dalam naungan PPBU memanfaatkan kehadiran sejumlah wali santri dengan kegiatan halal bihalal.

Pada kesempatan tersebut, hadir sejumlah asatidz dan pengurus serta pengasuh yakni Ny Hj Mundjidah Wahab. Para wali santri diberikan informasi seputar kegiatan dan aturan yang harus dilaksanakan selama para santri berada di pesantren.

“Bapak dan ibu dapat mengetahui bagaimana kegiatan harian, dan mingguan anak-anak selama mereka berada di sini,” kata Ustadz Muhammad Faizun (17/8). Kepala sekolah Madrasah Aliyah Wahab Hasbullah di pesantren ini juga menyampaikan sejumlah peraturan serta sanksi yang akan diberikan kepada para santri yang melanggar aturan yang sudah ada.

Pada sambutannya, Ny Hj Mundjidah Wahab selaku pengasuh dari Pondok Pesantren Putri al-Lathifiyyah II menandaskan bahwa sejumlah kegiatan telah diprogram yang disesuaikan dengan aktifitas para santri di sekolah formal mereka.

“Prinsipnya, kami ingin para santri tidak semata memiliki kemampuan menguasai materi sekolah formal, juga bisa berbaur dengan kegiatan kemasyarakatan,” kata Wakil Ketua PW Muslimat NU Jawa Timur ini.

Karena itu kegiatan khitabah, dibaiyah, tahlilan dan amaliyah ala Nahdlatul Ulama telah diajarkan kepada para santri. “Sehingga saat mereka berada di rumah, bisa berbaur dengan kegiatan kemasyarakatan baik di mushallah atau masjid serta organisasi sosial keagamaan yang lain,” kata anggota DPRD Provinsi Jawa Timur ini.

Tidak semata memberikan pemahaman dan praktik keagamaan, di pesantren ini juga disediakan kotak donasi. “Seminggu sekali, para santri mengisi kotak yang ada dari uang jajan yang disisihkan,” terang Bu Nyai Mundjidah.

“Usulan kegiatan ini sebenarnya dari wali santri dan dianggap baik oleh pengurus sehingga menjadi keputusan,” ungkap Wakil Bupati Jombang yang akan segera dilantik ini.

“Dengan kegiatan ini setidaknya sejak dini para santri sudah memiliki kepedulian terhadap kebutuhan teman terdekatnya yang mengalami kesusahan,” tandas putri KH Abdul Wahab Chasbullah ini. “Karena didukung bersama, maka donasi yang terkumpul bisa benar-benar meringankan beban mereka yang sedang terkena musibah,” lanjutnya.

Dana yang terhimpun dikelola oleh pengurus asrama yang merupakan para santri senior. Untuk mendukung semangat akuntabilitas, seluruh hasilnya diumumkan secara terbuka. “Hal ini juga sebagai manivestasi dari semangat transparansi dan akuntabilitas yang tengah didengung-dengunkan banyak kalangan,” terangnya.

Penggunaan dana juga disesuaikan dengan prioritas kebutuhan para santri yang tentunya dimusyawarahkan dengan pengurus yang ada. “Prinsipnya, semua dana adalah dari para santri, dikelola dan dimusyawarahkan dengan mereka yang dibantu pengurus untuk kesejahteraan para santri juga,” katanya.

Semangat inilah yang mengemuka dari pesantren ini. “Kami ingin memadukan kemampuan dalam pengetahuan para santri dalam keilmuan, pemhaman keagamaan, penguasaan praktik ibadah dan keahlian kemasyarakat yang ditopang kepedulian dalam merespons keadaan sekitar,” ungkapnya.

“Inilah manivestasi dari khairunnas anfa’uhum linnas, atau insan terbaik adalah mereka yang mampu memberikan manfaat kepada sesama,” tegasnya.

Kegiatan diakhiri dengan saling bersamalan antara para ustadz, dewan guru dan pengurus pesantren.  


Redaktur     : Abdullah Alawi 
Kontributor : Syaifullah Ibnu Nawawi 


Terkait