Warta

Ahmad Bagja : Banyak Yang Ingin Ngacak-acak NU

Jumat, 10 September 2004 | 01:28 WIB

Tulungagung,NU Online
Ketua PBNU Ahmad Bagja mengatakan, tak ada larangan dukung mendukung politik di kalangan NU. Asalkan, tindakan dukung mendukung politik itu tidak dilakukan untuk mengacak-acak NU. Di sisi lain, warga nahdliyin juga diingatkan agar tetap menjaga persatuan NU. Ini karena, sebagai jam'iyah keagamaan terbesar di Indonesia, banyak pihak yang menginginkan terjadinya perpecahan di tubuh NU.

''Boleh saja dukung-mendukung orang, tapi jangan sampai mengacak-acak NU,'' kata Ahmad Bagja saat memberikan ceramah peringatan Harlah (hari lahir) NU ke 81 di Graha Liur, Tulungagung (09/09).

<>

Diingatkan Bagja, sangat naif jika dukung- mendukung politik itu akhirnya justru menghancurkan persatuan NU.  ''Yang menginginkan NU pecah, itu banyak. Wabah   yang ingin memecah belah NU itu berasal dari luar NU. Makanya, nggak boleh NU tertipu hanya karena cuma madrasahnya diberi bantuan,'' kata Ahmad Bagja mengingatkan warga nahdliyin.

Menurut Bagja, ada cara yang jitu untuk menangkal perpecahan di tubuh NU. Yaitu, tetap menjaga persatuan dan keutuhan NU. ''Cara yang jitu ya dengan menjaga persatuan NU. Warga nahdliyin  harus tetap bersatu dengan menegakkan ukhuwah nahdliyah. Sehingga, siapapun tak punya kemampuan untuk merobek dan menginfiltrasi kepada NU,'' katanya.

Ahmad Bagja juga mengungkapkan, saat ini NU sudah mendapat kepercayaan dari dalam dan luar negeri. Kepercayaan itu, kata dia, harus terus dipertahankan agar pihak-pihak yang mempercayai NU tidak kecewa. ''Kepercayaan itu harus dipertahankan dan tidak boleh dikecewakan,'' ungkap Bagja.

Dalam kesempatan itu, Ahmad Bagja juga menyampaikan beberapa pemikirannya menghadapi muktamar NU ke XXXI yang akan berlangsung  dalam waktu dekat ini. dalam hal ini harus dirumuskan tentang boleh dan tidaknya pengurus NU menjadi pejabat Negara seperti presiden, gubernur, atau bupati/walikota. “Hal-hal semacam itu perlu dibuat secara lebih tegas dalam muktamar. Selama ini, saya menilai belum ada kejelasan mengenai aturan-aturan semaca itu. Yang ada sekarang hanya tafsiran-tafsiran yang justru membuat kabur,” ungkapnya.

Kutuk Bom Kedubes Australia

Dalam kesempatan yang sama, ia juga mengutuk keras para pelaku aksi pemboman yang terjadi di sekitar Kedubes Australia, Wisma 89 dan Plasa Kuningan Jakarta, Kamis (9/9) kemarin sekitar pukul 10.30 WIB. pada saat orang sedang sibuk berkantor.

“Kita sangat terkejut dengan adanya ledakan bom di Jakarta tadi pagi (kemarin). PBNU tentu mengutuk keras tindakan para pelaku. Sebab, kita sama sekali tidak menghendaki cara-cara kekerasan dilakukan dengan motif apapun,”kata Ketua Foksika tersebut.

Menurutnya, peristiwa tersebut menandakan bahwa intelegen RI telah kebobolan. Apalagi lokasi ledakan terletak di dalam kota, termasuk salah satunya di kedutaan Australia. Karena itu, pihaknya berharap agar aparat kepolisian dapat segera menangkap pelakunya.

“Sejauh ini, kita belum mengetahui siapa pelaku pemboman. Dalam hal ini kita beri kesempatan dulu kepada kepolisian supaya mereka bisa bekerja secara sungguh-sungguh, untuk secepatnya menemukan identitas pelaku,”tambah Bagdja.

Selain itu, ujar dia, untuk masa-masa yang akan datang, aparat kepolisian diharapkan  lebih meningkatkan lagi tingkat kewaspadaannya guna menjaga keamanan negara. Termasuk kinerja para intelegen juga harus dioptimalkan agar intelegen RI tidak selalu kecolongan.

Dalam menanggapi kasus ini, Bagdja tidak mau berandai-andai tentang adanya kemungkinan ledakan itu berkaitan dengan situasi politik menjelang Pemilu Presiden (Pilpres), yang akan digelar 20 September mendatang. “Saya tidak mau menduga-duga, apakah kejadian ini ada hubungannya dengan Pilpres atau tidak. Yang jelas intelegen kita telah kebobolan,”tandasnya.

Kontributor: Muhibuddin dan Ahmad Riyadi

 


 


Terkait