Al-Farabi Buka Sekolah Tinggi Filsafat Gratis, Kaji Pemikiran Sufi
Selasa, 14 Juni 2011 | 02:54 WIB
Malang, NU Online
Lembaga Pendidikan Al- Farabi Indonesia membuka sekolah tinggi ilmu filsafat dan teologi, secara gratis, mulai dari pendaftaran hingga biaya lainnya. Lembaga pendidikan yang berada di wilayah di Kabupaten Malang, Jawa Timur, ini bernama Sekolah Tinggi Ilmu Filsafat (STF) Al Farabi.
Sekolah tinggi ini diketuai oleh Ach Dhofir Zuhry, S.Sos, M Fil. Pada Senin (12/6) lalu, sekolah ini diresmikandan dihadir oleh DR Hj Zumrotul Hasanah, Pengasuh PP Nurudh-Dholam, Jakarta, KH Zuhri Zaini, BA, Pengasuh PP. Nurul Jadid Paiton, Probolinggo, KH. Thoriq Darwis, Pengasuh PP Babussalam, Gondanglegi, Malang, KH Jufri Baidhowi, Pengasuh PP As-Salam Malang, dan Luthfi Kurniawan, Penaehat Malang Corrution Wach (MCW).<>
STF Al-Farabi ini, berdiri pada Rabu, 9 Sya’ban 1431 H/21 Juli 2010 M atas prakarsa dan inisiasi beberapa generasi yang memiliki keahlian dalam ilmu filsafat. Adapun mahasiswa yang sudah mendaftar dan langsung mengikuti perkuliahan sebanyak 47 mahasiswa. Para mahasiswanya bukan hanya terdiri dari keluarga miskin, namun juga ada dari keluarga mampu.
"Saya masuk STF Al-Farabi ini, karena gratis, tanpa biaya apapun. Mulai dari pendaftaran hingga biaya semester lainnya. Ini murni memang untuk mencerdaskan generasi muda Indonesia. mau kuliah di lainnya masih harus bayar. Sementara kami keluarga tak mampu. Ckup di STF Al-Farabi yang gratis tapi berkualitas," aku Muhammad Rusdi, mahasiswa asal Sumenp itu, ditemui selesai peresmian.
Sementara itu, menurut Ketua STF Al-Farabi, Ach Dhofir Zuhry, ditemui usai peresmian menyampaikan, STF yang diketuainya, diberi nama Al-Farabi, diadaptasi dari nama seorang filsuf yang sekaligus penemu alat musik keyboard, yakni Abu Nashr Ibn Muhammad ibn Tarkhan Ibn Auzalagh Al-Farabi (872-950 M).
STF Al-Farabi itu adalah Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang merupakan satu-satunya Sekolah Tinggi Filsafat di Jawa Timur, lebih-lebih di Malang Raya. "STF Al-Farabi ini, untuk tahap pertama, hanya membuka satu jurusan, yakni Ilmu Filsafat. Tahun depannya akan dibuka lagi jurusan teologi," katanya.
Sekolah filsafat Al-Farabi itu, katanya, membawahi beberapa diskursus kajian pemikiran para filosof dan sufi serta beberapa pemikiran penting lainnya, di antaranya, Sekolah Teologi Al-Baqillani, Sekolah Sejarah As-Syahristani, Sekolah Tasawuf Al-Ghazali, Sekolah Yurisprudensi As-Syafi’i, Sekolah Sastra dan Budaya Al-Ubaidy, Sekolah Kesehatan Al-Razy, Sekolah Demokrasi, Gender dan Feminisme, Pemikiran Islam, Kepesantrenan, Politik dan Hukum, sekolah HAM, Sekolah Jurnalistik, Kristologi, Perbandingan Agama, serta Seni dan Teater.
"Pada episentrum ini, STF Al-Farabi, sangat terbuka dan toleran, inklusif dan permisif bagi siapa saja yang mau bergabung dan mendermakan pemikiran untuk kemajuan khazanah keilmuan dan wacana pemikiran klasik dan kontemporer, tradisional dan modern dengan mencari titik temu dari berbagai permasalahan, dan fenomena yang ada di tengah-tengah khalayak publik,” kata pria penulis buku ’Tersesat di Jalan yang Benar" itu.
Mengambil sekolag filsafat jelasnya, karena dalam pentas peradaban dunia, dalam sejarah kemajuan umat manusia, filsafat selalu mengambil peranan penting. "Dengan sendirinya, filsafat mengilhami tingginya mercusuar ilmu dan matriks pengetahuan, yang dengan itu pula dunia berubah dengan sekejap. Yang jelas, di sekolah tinggi filsafat ini gratis untuk siapa saja, kaya dan mskin," katanya.
Lulusan angkatan pertama, kata Dhofir, akan betul-betul, dicetak menjadi dosen filsafat nantinya. "Kampus sementara, berlokasi di Ponpes Al Hikmah, Bululawang, Kabupaten Malang. Kedepan, kami akan membangun kampusnya di wilayah Kepanjen, Kabupaten Malang," akunya.
Lebih lanjut, pria yang juga baru menyelesaikan buku karangannya bejudul ’Para Nabi dalam Botol Anggur’ yang juga dibedah dalam acara peresmian STF Al-Farabi itu, sekolah timggi yang didirikannya itu untuk generasi muda baik dari keluarga miskin maupun kaya.
"Dari semua agama dipersilahkan untuk kuliah di STF Al-Farabi ini, untuk mendalami filsafat. Dosennya, tak diragukan lagu, walaupun bukan lulusan filsafat tapi sudah pengarang buku semua. Izin ke Dikti, sementara masih dalam proses. Yang utama dulu, anak-anak bisa kuliah dengan gratis dan bisa cerdas. Itu tujuan berdirinya NKRI ini. Mau jadi orang pintar tak harus mahal," katanya.
Redaktur: A. Khoirul Anam
Sumber : beritajatim.com