Jakarta, NU Online
Al-Qaeda menyatakan bertanggungjawab atas serangan bom bunuh diri terhadap Pangeran Arab Saudi Mohammed bin Nayef, deputi menteri dalam negeri dan orang yang mengepalai unit pemburu teroris di Kerajaan Arab Saudi.
"Mohammed bin Nayef tengah berbuka puasa bersama di Jeddah saat pebom bunuh diri meledakan dirinya," demikian juru bicara kementerian dalam negeri Saudi, dilansir Al Jazeera, Sabtu (29/8).<>
Sudah umum bagi para anggota senior kerajaan mengadakan pertemuan terbuka selama Ramadhan untuk berbuka puasa bersama masyarakat. Pangeran yang merupakan putera dari Pangeran Nayef bin Abdul Aziz, pria yang diperkirakan akan menjadi putera mahkota Saudi berikutnya, hanya cedera ringan akibat serangan itu.
Hussein Shobokshi, kolumnis pada koran Arab Asharq Al-Awsat yang berbasis di London, mengatakan bahwa percobaan pembunuhan itu akan mengubah sikap Saudi secara drastis.
"Serangan itu juga membuat timbulnya simpati kepada pemerintah, sementara pemerintah akan bersikap keras, tegas dan didukung rakyat banyak," katanya.
Serangan bom bunuh diri adalah upaya pembunuhan anggota kerajaan pertama dalam beberapa dekade terakhir dan serangan besar pertama terhadap Kerajaan sejak tahun 2006.
"Serangan itu mengindikasikan bahwa ancaman di luar sana sedang menunggu terjati, kadang-kadang terjadi pada jarak yang lebih dekat dari perkiraan anda," lapor Reuters mengutip seorang diplomat Barat di Saudi yang tak disebutkan namanya. (min)
Al-Qaeda menyatakan bertanggungjawab atas serangan bom bunuh diri terhadap Pangeran Arab Saudi Mohammed bin Nayef, deputi menteri dalam negeri dan orang yang mengepalai unit pemburu teroris di Kerajaan Arab Saudi.
"Mohammed bin Nayef tengah berbuka puasa bersama di Jeddah saat pebom bunuh diri meledakan dirinya," demikian juru bicara kementerian dalam negeri Saudi, dilansir Al Jazeera, Sabtu (29/8).<>
Sudah umum bagi para anggota senior kerajaan mengadakan pertemuan terbuka selama Ramadhan untuk berbuka puasa bersama masyarakat. Pangeran yang merupakan putera dari Pangeran Nayef bin Abdul Aziz, pria yang diperkirakan akan menjadi putera mahkota Saudi berikutnya, hanya cedera ringan akibat serangan itu.
Hussein Shobokshi, kolumnis pada koran Arab Asharq Al-Awsat yang berbasis di London, mengatakan bahwa percobaan pembunuhan itu akan mengubah sikap Saudi secara drastis.
"Serangan itu juga membuat timbulnya simpati kepada pemerintah, sementara pemerintah akan bersikap keras, tegas dan didukung rakyat banyak," katanya.
Serangan bom bunuh diri adalah upaya pembunuhan anggota kerajaan pertama dalam beberapa dekade terakhir dan serangan besar pertama terhadap Kerajaan sejak tahun 2006.
"Serangan itu mengindikasikan bahwa ancaman di luar sana sedang menunggu terjati, kadang-kadang terjadi pada jarak yang lebih dekat dari perkiraan anda," lapor Reuters mengutip seorang diplomat Barat di Saudi yang tak disebutkan namanya. (min)
