Bogor, NU Online
Keprihatinan terhadap keberadaan yatim non-mukim menginspirasi Solihin, salah seorang alumnus Pascasarjana IPB yang memiliki kepedulian terhadap nasib yatim untuk menggelar santunan yatim non-mukim.
Bersama dengan para koleganya, dari IPB serta Universitas Mataram (Unram) NTB, Solihin akan mengumpulkan anak-anak yatim non-mukim yang berada di Jalan Malabar Ujung, Kelurahan Tegallega, Bogor Tengah, Kota Bogor untuk diberikan santunan, Ahad (29/8). />
Anak-anak yatim non-mukim setempat akan mendapatkan santunan berupa bingkisan, uang jajan, makanan untuk berbuka puasa hingga peralatan tulis keperluan sekolah.
"Saya prihatin dengan keberadaan yatim non-mukim. Mereka kurang tersentuh, karena sebagian besar masyarakat terfokus memikirkan nasib yatim mukim yang diasuh panti," ujar sholihin.
Menurutnya, keberadaan yatim non-mukim sudah saatnya diperhatikan umat Islam. "Karena, kalau bukan umat Islam yang memiliki kepedulian, lalu kepada siapa mereka akan berharap kepedulian?" tandas Sholihin. (hir)
Keprihatinan terhadap keberadaan yatim non-mukim menginspirasi Solihin, salah seorang alumnus Pascasarjana IPB yang memiliki kepedulian terhadap nasib yatim untuk menggelar santunan yatim non-mukim.
Bersama dengan para koleganya, dari IPB serta Universitas Mataram (Unram) NTB, Solihin akan mengumpulkan anak-anak yatim non-mukim yang berada di Jalan Malabar Ujung, Kelurahan Tegallega, Bogor Tengah, Kota Bogor untuk diberikan santunan, Ahad (29/8).
Anak-anak yatim non-mukim setempat akan mendapatkan santunan berupa bingkisan, uang jajan, makanan untuk berbuka puasa hingga peralatan tulis keperluan sekolah.
"Saya prihatin dengan keberadaan yatim non-mukim. Mereka kurang tersentuh, karena sebagian besar masyarakat terfokus memikirkan nasib yatim mukim yang diasuh panti," ujar sholihin.
Menurutnya, keberadaan yatim non-mukim sudah saatnya diperhatikan umat Islam. "Karena, kalau bukan umat Islam yang memiliki kepedulian, lalu kepada siapa mereka akan berharap kepedulian?" tandas Sholihin. (hir)
